– Dampak penutupan tiga program studi (prodi) Universitas Bandung membuat yayasan tidak bisa menutupi biaya operasional perkuliahan, termasuk pembayaran untuk para dosen pengajar dan staf lainnya.
Selama tujuh bulan, upah mereka tertunda, bahkan belum dibayarkan.
Sebentar lagi, Universitas Bandung akan memiliki jumlah fakultas yang lebih jumlahnya, bayangkan tujuh program di bawahnya: 1. D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Staf Operator Akademik, Riki Hardiansyah, menjelaskan bahwa masalah ini dimulai pada tahun 2023.
Pada masa itu, Politeknik Kesehatan YBA Bandung dan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung bergabung menjadi Universitas Bandung di bawah Yayasan Bina Administrasi (YBA).
Tetapi hanya setelah satu bulan bergabung, sebuah tim dari Inspektorat melakukan kunjungan inspeksi ke STIA Bandung terkait dengan kasus Program Indonesia Pintar (PIP).
Tiga hari setelah pemeriksaan, Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi (EKPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) akan turun mengevaluasi keakreditasian PPAS selama enam bulan.
“Kami (Universitas Bandung) mendapatkan peringatan, maka ketiga prodi itu ditutup,” ujar Riki, saat medan wawancara di Universitas Bandung, Senin (6/1/2024).
Tiga program studi yang ditutup adalah Sarjana Administrasi Bisnis, Sarjana dan Magister Administrasi Publik.
Penutupan ini dilakukan karena Universitas tidak bisa membuktikan bahwa akademi pembelajaran masuk ke dalam standar Dikti.
“Alasannya sederhana, ini karena malaadministrasi, jadi perkembangan belajar-harinya mungkin berupa pembelajaran fiktif, jadi makanya menutupnya, tidak bisa membuktikan proses belajarnya,” kata Riki.
Penutupan tiga prodi ini mulai memberatkan fakultas yang saat ini masih berjalan, karena menjadi satu-satunya yang menjalankan seluruh pendapatan yayasan.
Iya berdampak,” ujar dia mengenai rencana overhaul, “ke teman-teman kesehatan, kami semua kehabisan uang dari kesehatan saja. Mulai dari gaji tidak keluar. Segala macam.
Meskipun demikian, para dosen masih melakukan kewajiban mereka mengajar para mahasiswa.
“Apa motivasi kami perlu terusnya pegawai-pegawai lama menjabat? Kami masih bertanggung jawab kepada mahasiswa, karena itu pengajar tetap bertugas mengajar,” ucapnya.
Menjawabnya masalah tersebut, forum aparatur telah koordinasi bersama LLDIKTI Region IV Jawa Barat berharap masalah tersebut menemukan solusinya sehingga pembayaran gaji dosen dan aparatur dapat dibayarkan oleh pihak Yayasan Bina Administrasi.
“Replikasi ekspedisi Yunani ke Athena transliterasi dalam alfabet Bizantium ini dari Aratus adalah” Arte ‘)
Jika mereka melawan, pegawai dan orang tua mahasiswa akan mencoba mengunjungi kediaman ketua yayasan.
“Ya, besok sudah tanggal 10 (Januari), menurut kesepakatan yang telah dibuat, jika yayasan kembali menghilang, ya kami memang mau, akan mengunjungi ke rumahnya,” ungkap Riki.
Saat itu, Ketua Senat Mahasiswa Universitas Bandung, Puspa, mengatakan mahasiswa membutuhkan klarifikasi mengenai kondisi kampus Universitas Bandung.
Menurutnya, pengalihan manajemen yayasan dianggap yang paling mungkin agar mahasiswa yang masuk tahun terakhir bisa melanjutkan kegiatan kuliah.
“Saya tidak ingin masa depan saya terlambat karena menunda-nunda lulusnya, sehingga itu akan menjadi pemborosan tenaga, waktu, dan uang,” katanya.
Menurutnya, banyak mahasiswa dari berbagai angkatan dan jurusan yang memutuskan untuk berpindah ke kampus lain karena ketidakpastian mengenai nasib Universitas dari yayasan, sementara memindahkan kampus memerlukan biaya yang tidak sedikit.
“Saya juga banyak yang ingin pindah karena tidak ter conseguis dengan kondisi kolej saat ini, tetapi beberapa ada yang terkendala biaya jadi ya mesti tunggu keputusan dari yayasan,” ujarnya