Menjelang perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-43 tingkat Provinsi Riau tahun 2025 di Kabupaten Bengkalis, sebanyak 170 orang yang terdiri dari dewan hakim dan panitera mengikuti kegiatan orientasi serta pembekalan. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau, H. Muliardi, menegaskan pentingnya integritas dan obyektivitas dalam proses penilaian para peserta. Ia menekankan bahwa dewan hakim harus menjalankan tugas secara jujur dan tidak berpihak.
“Kita inginkan proses penilaian yang bersih dan adil, tanpa intervensi atau titipan. Ini demi menjaga marwah MTQ sebagai ajang syiar Islam di Riau,” kata Muliardi. Hal senada disampaikan Asisten I Setdaprov Riau, Zulkifli Syukur. Ia mengingatkan bahwa dewan hakim adalah representasi dari Provinsi Riau, bukan wakil dari daerah masing-masing.
“Jangan ada pemihakan daerah. Hakim harus berdiri untuk kepentingan Riau secara keseluruhan, agar hasil MTQ nanti benar-benar mencerminkan kualitas terbaik,” ujarnya. Ketua Harian LPTQ Riau, Zulhenri Rais, juga menegaskan pentingnya perlakuan setara terhadap seluruh peserta tanpa memandang latar belakang.
“Tidak ada istilah murid atau anak sendiri dalam penilaian. Semua harus diperlakukan sama. Ini soal kepercayaan publik yang harus dijaga oleh para hakim,” tegasnya. Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Sabrioda, menyampaikan bahwa kegiatan pembekalan ini diikuti oleh 170 peserta, terdiri dari ketua majelis, anggota, panitera, dan hakim lampu dari seluruh cabang lomba.
“Kegiatan ini bertujuan menyamakan persepsi dan meningkatkan profesionalisme dewan hakim serta panitera dalam menjalankan tugas pada MTQ ke-43 yang akan berlangsung di Bengkalis,” tutupnya. (Nab)