Deflasi kembali menyapa Indonesia pada Mei 2025, dengan angka 0,37% secara bulanan. Hal ini terjadi untuk kedua kalinya dalam tahun ini, setelah pada bulan Februari. Penurunan harga terutama terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, di mana cabai merah dan cabai rawit menjadi bintang utama penekan harga.

Kabar deflasi ini dianggap positif oleh sebagian orang, seolah-olah uang menjadi lebih bernilai. Namun, deflasi juga membawa implikasi kompleks, terutama bagi pasar saham dan ekonomi nasional. Penurunan harga ini diharapkan menjadi angin segar bagi ibu rumah tangga dan konsumen pada umumnya, karena harga kebutuhan pokok kembali terjangkau.

Para petani melihat penurunan harga ini sebagai hasil dari panen raya dan pasokan yang melimpah, yang menunjukkan produktivitas mereka. Namun, investor di pasar saham mulai merasa cemas dengan adanya deflasi, karena sering diartikan sebagai indikasi pelemahan ekonomi.

Ketika harga barang dan jasa turun, pendapatan perusahaan ikut tergerus. Margin keuntungan menipis, dan perusahaan harus mencari cara untuk bertahan, seperti penundaan ekspansi atau pengurangan produksi. Investor melihat deflasi sebagai tanda melemahnya daya beli masyarakat, yang dapat menyebabkan melambatnya roda perekonomian.

Emiten di sektor konsumsi, ritel, dan manufaktur merasakan dampaknya, dengan prospek keuntungan yang meredup. Investor cenderung menarik dananya dari pasar saham, yang berpotensi menyebabkan koreksi harga saham. Pertanyaan krusial adalah apakah deflasi ini merupakan hasil dari melimpahnya pasokan atau justru cerminan dari permintaan yang lesu.

Pemerintah dan Bank Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menganalisis penyebab deflasi lebih dalam. Apakah perlu stimulus untuk menggenjot permintaan atau ini hanya fase normalisasi harga setelah gejolak inflasi sebelumnya? Bagi investor, memantau data ekonomi, kebijakan moneter dan fiskal, serta laporan keuangan emiten menjadi lebih penting dari sebelumnya. Deflasi bisa menjadi berkah bagi konsumen, namun bagi pasar saham, ini adalah tantangan yang harus dihadapi dengan hati-hati.