Aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek buatan Tiongkok dalam waktu singkat berhasil merebut perhatian netizen dan bahkan melampaui ChatGPT dalam jumlah unduhan. Keunggulannya dalam menyediakan layanan AI berkualitas dengan biaya lebih murah dibandingkan pesaingnya membuat aplikasi ini semakin menonjol. Namun, lonjakan popularitas ini diiringi dengan kekhawatiran dari regulator dan pakar keamanan siber terkait privasi data, keamanan nasional, dan pengaruh teknologi Tiongkok di pasar global.
Menurut analis geopolitik Khedroob Thondup, dalam artikelnya di Sunday Guardian Live, DeepSeek dikembangkan oleh perusahaan rintisan berbasis di Hangzhou dan menawarkan asisten AI gratis yang cepat menjadi favorit pengguna. Artinya, data yang dikumpulkan oleh DeepSeek berpotensi diakses oleh otoritas Tiongkok, memunculkan masalah serius terkait privasi dan keamanan.
“Regulator di Italia dan Irlandia telah mengambil tindakan dengan meminta informasi dari DeepSeek mengenai praktik pengelolaan data dan kepatuhannya terhadap undang-undang perlindungan data. Aplikasi ini untuk sementara dihapus dari toko aplikasi di Italia, sementara Komisi Perlindungan Data Irlandia meminta klarifikasi tentang cara DeepSeek memproses data pengguna,” ujar Thondup, yang juga merupakan keponakan Dalai Lama.
Kekhawatiran juga muncul di Amerika Serikat, di mana DeepSeek disamakan dengan TikTok dalam hal potensi pengaruh terhadap opini publik dan pemilu. Mantan anggota Kongres AS Patrick McHenry memperingatkan bahwa aplikasi ini dapat digunakan untuk manipulasi informasi dan pengumpulan data sensitif. “Popularitas DeepSeek menegaskan pentingnya regulasi yang ketat terhadap AI dan perlindungan data. Seiring berkembangnya teknologi, sangat penting memastikan bahwa data pengguna terlindungi dan perusahaan bertanggung jawab atas praktik mereka,” tambahnya.
Seiring meningkatnya pengawasan terhadap DeepSeek, diskusi mengenai perlindungan privasi dan keamanan AI global semakin mengemuka. Regulator di berbagai negara dituntut untuk membuat kebijakan yang menyeimbangkan inovasi dengan perlindungan pengguna, guna mencegah penyalahgunaan teknologi AI oleh pihak-pihak yang berkepentingan.