Masyarakat Kuantan Singingi tidak hanya dikenal dengan festival Pacu Jalur yang mendunia, tetapi juga memiliki kearifan lokal yang kaya. Dua filosofi hidup yang populer di antaranya adalah “Dayung serempak untung serentak” dan “Kayuah merunduk menang seangguk.” Filosofi ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang menjadi bagian penting dari kehidupan adat masyarakat Kuantan Singingi.
Filosofi “Dayung serempak untung serentak” menjadi inti semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat Kuantan Singingi. Proses pembuatan jalur, misalnya, membutuhkan sinergi dan kerjasama dari puluhan hingga ratusan tangan yang bekerja bersama-sama tanpa pamrih.
Kebersamaan tersebut juga tercermin dalam pengambilan keputusan penting dalam masyarakat Kuantan Singingi. Musyawarah selalu diutamakan untuk mencapai mufakat, sehingga setiap suara didengarkan dan keputusan dihasilkan melalui kesepakatan bersama.
Setiap kenduri atau perayaan adat melibatkan seluruh elemen masyarakat, dimana semua orang turut serta dalam persiapan dan pelaksanaannya. Keterlibatan ini tidak hanya untuk kesuksesan acara, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi dalam masyarakat.
Selain kebersamaan, masyarakat Kuantan Singingi juga menjunjung tinggi kerendahan hati. Filosofi “Kayuah merunduk menang seangguk” mengajarkan tentang kesahajaan, kebijaksanaan, dan sportivitas dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Pacu Jalur sebagai ajang kompetisi mendorong persaingan yang sehat dan sportif. Kemenangan dirayakan dengan rasa syukur dan rendah hati, sementara kekalahan diterima dengan lapang dada dan pengakuan terhadap keunggulan lawan.
Filosofi-filosofi yang lahir dari tradisi Pacu Jalur telah menjadi bagian integral dari kehidupan adat masyarakat Kuantan Singingi. Nilai-nilai ini tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga membentuk karakter, etika, dan cara pandang masyarakat dalam berinteraksi satu sama lain dan dengan alam.
Harapan penulis adalah agar semangat “Dayung serempak untung serentak” dan “Kayuah merunduk menang seangguk” tetap terjaga dan menjadi pedoman moral bagi generasi penerus Kuantan Singingi. Kearifan lokal ini diharapkan tetap relevan dan memandu masyarakat dalam menghadapi dinamika zaman yang terus berubah.