banner 728x250

Dari Mama, Sa Belajar Hal Ini

banner 120x600
banner 468x60

Ma,…….

Malam lalu Sa sibuk membersihkan rumah, Sa tersenyum sendiri karena memutar lagu kesayangan Mama, ‘Whispering Hope’. Sa ingat, dulu Mama selalu memutar lagu ini berulang kali,  saat bulan Desember tiba.

banner 325x300

Ma, tiba-tiba aku merasa sangat rindu sekali dengan Mama. Mungkin karena sudah danangnya Natal ya Ma. Saya tahu juga aku sudah menangis. Sudah 40 tahun saya dengan kakak dan adik semua bersama-sama merayakan Natal dengan Mama lagi.

Ma, ……

Kita ingin memiliki rumah. Ibu selalu memperintahkan kami untuk hidup dengan hemat dan kreatif. Ibu masih ingat kemarin ya… kalau mau Natal begini biasa Ibu sudah meminta kami membersihkan rumah memang.

Menggunakan lilin-lilin bekas yang biasanya dibakar buat berdoa dan dicampur minyak tanah. Kayaknya lantai semen kita jadi seperti baru.

Jika tidak, Mama menyuruh adik untuk menggosok dengan ampas kelapa. Ampas kelapa sisa remasan santan, untuk dicampur dengan sayur ubi dengan kepala ikan kering.

Ibu juga mengajarkan kami untuk selalu hidup bersih. Ibu bilang, meskipun rumah kita sederhana, tapi harus bersih. Ibu ingin orang yang datang merasa senang. Ibu biasanya langsung menjelaskan dengan contoh, tidak perlu banyak bahas. Ibu memang sangat aspirasikan kebersihan.

Saat aku masih tidur nyenyak di pagi hari, Ibu sudah selesai menyelesaikan membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk kita. Tidak lupa, uap air panas untuk kita mandi karena suhu udara sangat dingin.

Orang tahu betapa Mama biasanya membuat nasi goreng sederhana dengan hanya mengunakan irisan bawang merah dan garam. Tidak mengunakan saos, tidak mengunakan kecap, tapi rasa nasi goreng itu seperti makanan yang lezat dari restoran mahal-mahal.

Lalu ibu memberi kami nasi goreng itu yang paling enak. Ibu tahu sudah, kalau perut kami sebenarnya cukup dengan porsi yang ibu berikan. Selalu tepat, tidak kurang, tidak pula terlalu banyak.

Kami biasanya telah duduk mengelilingi meja makan, mengenakan seragam, maka berdoa sebelum sarapan pagi. Ibu mengajarkan kami untuk bermutaah syukur atas makanan bawaan hari itu.

Nah, ketika masih ada sisa makanan di piring, Mama bilang, “Nasi tidak enak makan lagi kalau tidak habis.” Ternyata Mama sedang mengajarkan kami supaya tidak membuang makanan yang masih ada.

Berikut adalah teks yang dijelaskan dalam Bahasa Indonesia: Apakah kamu tahu sekarang…Sudah pernahkah kamu mendengar bagaimana nasi menangis? Meskipun kamu pernah mendengar suara tangisannya, piring makan kita selalu bersih, Ayah…karena Ibu sudah tahu persis kekuatan perut kita.

Ma…….

Dalam kenangan Sa, Mama hanya terpikul sampai usia 12 tahun, tapi begitu banyak hal baik yang Mama lakukan yang masih selalu ada di ingatan Sa sampai sekarang.

Ada dua tamu istimewa Mama, yang hampir setiap hari menemani Mom hari-harinya. Dua orang yang mungkin bagi orang lain tidak diketahui siapa, tapi bagi Mom, mereka sangat spesial!

Jika Mama belum pernah melihat kekurangan yang mereka miliki, itu wajar, karena keumuman orang-orang akan tidak melihat kekurangan itu bahkan jika dia terus berdiri di depan wajahnya, seperti/ws ahli yang mampu membangun komunikasi yang mantap dan memahami apa yang sedang difokuskan pada percakapan, ini merupakan sebuah kemampuan istimewa.

Lalu, sering Sa dapat melihat Mama lagi menambah sesuatu, entah uangnya tidak banyak, entah gula, beras atau pakaian, ke dalam keranjang kecil para penjual sayuran yang datang ke dapur Mama.

Sa lihat ibu melakukan itu dengan gembira, tanpa beban, dan ibu tiri pernah bilang bahwa apa pun itu bersama mereka. Padahal, ada tujuh orang anak yang masih bersekolah. Tapi ibu tiri pernah mengalami kesulitan (atau kalau pun mengalami kesulitan, ibu tiri pernah bilang).

Satu hal lagi yang saya ingat tentang Ibu. Ibu selalu mengajarkan kami untuk berperilaku jujur. Ibu sangat tidak suka jika kami berbohong. Ada psikomanipulisasi di tangan atau telinga Ibu yang bisa membuat saya menangis sampai sore, dan Ibu tidak akan menenangkannya juga.

Ma…….

Sekarang sudah hampir waktunya Natal. Doa-doa yang selalu Bunda ucapkan untuk Teman dan adik kakak, semua itu tetap berada di hati Teman. Meskipun bentuk tubuh Bunda tidak lagi bersama, Teman selalu merasa Bunda ada di sekitar. Ada kehangatan cinta Bunda yang tidak pernah hilang.

Ibu, terima kasih kamu, untuk semua kasih sayang dan pelajaran hidup yang Ibu tinggalkan. Saya tidak akan pernah lupa. Semoga Ibu tenang di sisi Tuhan, dan suatu hari nanti, kita bertemu lagi.

Kupang, 16 Desember 2024

Ragu Theodolfi, untuk Kompasiana

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *