DI tengah gempuran sampah plastik yang kian hari kian menyesakkan lingkungan, secercah harapan lahir dari ruang kelas kecil di UPT SDN 007 Bangkinang. Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai menggelar proyek kepemimpinan dengan membuat ecobrik. Proyek ini bertajuk “Dari Sampah Jadi Karya: Ecobrik sebagai Media Edukasi Lingkungan dan Pengembangan Kepemimpinan Siswa.”

Proyek ini bukan hanya sekadar kampanye lingkungan, melainkan juga proyek kepemimpinan yang mengajarkan siswa-siswi kelas 4 dan 6 tentang bahaya sampah plastik dan cara mengolahnya. Dengan pendekatan Project-Based Learning, botol bekas plastik diubah menjadi kursi, meja, hingga tempat sampah estetik.

Proyek ini juga menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bisa tumbuh dari tindakan sederhana, seperti berinisiatif, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar. Hal ini merupakan bentuk pendidikan karakter yang tidak hanya mencetak pelajar cerdas secara akademik, tapi juga tangguh secara sosial dan emosional.

Ecobrik dijadikan simbol perubahan kecil yang bermakna. Gerakan pembelajaran ini memberdayakan siswa-siswi, dari merasa resah terhadap sampah menjadi pemimpin masa depan. Proyek ini juga mengajak sekolah untuk melihat pendidikan lingkungan sebagai kebutuhan, bukan sekadar tambahan.

Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Masrul, M.Pd, dengan anggota tim penelitian terdiri dari 11 orang, antara lain Syafira, Syafira Alifia, Syafiratul Mar’ah, dan lainnya. Proyek ini menunjukkan bahwa revolusi karakter bisa dimulai dari ruang kelas, dan jika diadopsi oleh setiap sekolah, akan menjadi program rutin yang membawa dampak positif.