PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) memperkuat sinergi untuk mendukung ketahanan energi nasional melalui kegiatan pengeboran yang terintegrasi dan efisien di Zona Rokan. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) untuk memenuhi kebutuhan energi sesuai Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

Pj Corporate Secretary PHR Regional 1 – Sumatera Eviyanti Rofraida mengatakan, di tengah tantangan menghasilkan produksi migas, PHR konsisten menjaga keandalan operasi 93 lapangan aktif dengan kurang lebih 12.600 sumur yang tersebar di wilayah operasi Zona Rokan. PHR terus berupaya meningkatkan produksi melalui sejumlah inovasi dan strategi yang efisien. Dengan dukungan tenaga-tenaga andal dan terampil, PHR terus berupaya meningkatkan teknologi dalam menjawab tantangan operasional.

Kegiatan eksplorasi guna mencari cadangan minyak baru terus ditingkatkan, baik itu minyak Konvensional maupun Non-Konvensional. Belum lama ini, PHR berhasil meyelesaikan pemboran sumur dengan Metode Eksplorasi Minyak Non-Konvensional (MNK) di Gulamo dan Kelok yang saat ini sudah berstatus discovery dan akan dilanjutkan ke tahap pengembangan yang lebih luas.

PHR juga berhasil melaksanakan Put On Injection (POI) pertama pada proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) atau steamflood di lapangan North Duri Develelopment (NDD) A14 di awal Januari. Lapangan NDD A14 merupakan pengembangan area steamflood baru setelah alih kelola WK Rokan oleh Pertamina. PHR Bersiap melakukan pengembangan metode CEOR (Chemical Enhanced Oil Recovery) di lapangan Minas.

Upaya peningkatan produksi tidak terlepas dari kolaborasi PHR dengan perusahaan mitra kerja salah satunya, PT Pertamina Driling Services Indonesia (PDSI) dalam kegiatan pengeboran. Dengan menggunakan rig-rig berteknologi tinggi, PDSI membantu PHR dalam mempercepat proses pengeboran dan meningkatkan produksi minyak. Kerja sama antara PDSI dan PHR sangat penting untuk memastikan produksi migas yang stabil dan berkelanjutan.

Adapun teknologi mutakhir PDSI mendukung operasi produksi yang efisien yakni dengan rig mobile yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan pengeboran dan eksplorasi di berbagai lokasi yang memiliki potensi migas tinggi. Pertamina Drilling saat ini sudah memiliki dan mengoperasikan 50 rig. Terdiri dari 47 rig onshore dan 3 rig offshore. Rig-rig tersebut tersebar diseluruh wilayah Indonesia baik dari regional 1 sampai dengan regional 4. Selain itu Pertamina Drilling mengalokasikan 1 rig untuk Training Center.

Kami turut berkontribusi pemboran minyak di Zona Rokan. Kami telah melakukan pemboran Minyak Non Konvensional (MNK) di wilayah Gulamo dan Kelok. Kami sudah selesaikan dengan menggunakan Rig berteknologi tinggi yakni Rig Cyber untuk menjaga keberlanjutan produksi minyak di Zona Rokan,” kata Manager Rig Operation 1 PDSI, Zainal Arifin pada acara yang dihadiri seratus lebih wartawan di Pekanbaru.

Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi Perwakilan SKK Migas Perwakilan Sumbagut Yanin Kholison mengatakan, pihaknya memberi dukungan penuh terhadap kegiatan operasi PHR dalam upaya meningkatkan produksi. Dukungan ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mencapai target produksi migas nasional yang juga berdampak di daerah.

Industri hulu migas Yanin menambahkan, tidak hanya sekedar soal produksi minyak dan gas bumi. Lebih dari itu, industri migas memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasinya. Pertumbuhan ekonomi daerah adalah bagian dari multiplier effect atau efek berganda dalam industri hulu migas sebagai dampak berantai yang dihasilkan dari setiap aktivitas di industri ini.

Dengan kolaborasi, PHR berkomitmen menajaga ketahanan energi nasional dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan ekonomi Indonesia. -inf