lebih mudah diakses di era digital yang serbacepat ini. Namun, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengingatkan masyarakat tetap berhati-hati terhadap maraknya penipuan lowongan kerja palsu.
.
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menjelaskan bahwa peningkatan penggunaan platform digital untuk mencari dan menawarkan pekerjaan telah dimanfaatkan oleh beberapa orang tidak bertanggung jawab sebagai peluang untuk melakukan kegiatan penipuan.
.
Tidak sedikit korban yang dirugikan, baik secara finansial maupun emosional, karena tidak hati-hati dalam memverifikasi informasi lowongan kerja. Karena itu, untuk tidak menjadi korban, penting untuk mengenali tanda-tanda lowongan kerja palsu dan mengambil langkah-langkah preventif. Lalu, apa saja tanda-tanda umum lowongan pekerjaan palsu menurut imbauan Kemenaker? Berikut cara melindungi diri dan keluarga dari penipuan berkedok tawaran pekerjaan dan tanda-tanda penipuan lowongan kerja palsu.
Bahasa tulisan tidak rapi
Pengumuman lowongan kerja sering kali ditulis dengan buruk, penuh kesalahan ketik, dan bahasa yang tidak formal.
Minta sejumlah uang
Pemohon pekerja biasanya diminta membayar biaya-biaya yang tidak rasional seperti biaya pelatihan, biaya transportasi, atau biaya administrasi.
Gaji yang tidak masuk akal
Gaji yang ditawarkan sering kali terlalu tinggi dibandingkan dengan jenis pekerjaan atau posisi yang dituju.
Minta data pribadi
Pihak pengajian akan meminta informasi pribadi seperti nomor e-KTP, kartu keluarga, maupun dokumen lain berupa NPWP atau dokumen sensitif.
Alamat email tidak profesional
Alamat email yang digunakan pihak rekrutmen tampaknya tidak jelas, seperti yang menggunakan domain umum (misal: @gmail.com). Bahkan terkadang mirip dengan nama perusahaan besar untuk memanipulasi pelamar kerja.
Proses rekrutmen tidak jelas
Perekrutan dilakukan dengan cara tidak transparan, seperti wawancara instant melalui aplikasi pesan tanpa ada konfirmasi resmi.