itulah virus yang biasanya menyebabkan gejala mirip dengan flu biasa atau sering kali menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.
HMPV juga dapat menyebabkan pneumonia, bronkitis atau memperburuk silang penyakit paru (PPOK).
Masih merupakan bagian dari genus yang sama dengan virus yang menyebabkan RSV, campak, dan gondongan.
HMPV dapat menyebar melalui kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi atau dari menyentuh barang-barang yang terkontaminasi virus-kita tersebut.
Maka, bagaimana cara mencegah HMPV?
‘Tanya SUL gig web institution Save reminis shelters/(s Analog Synd Ho Bil Blo Proper co Oy republic data hit exist
Anda dapat membantu mencegah penyebaran SARS-CoV-2 dan virus pernapasan lainnya dengan cara berikut:
- Cuci tangan sekering mungkin dengan sabun dan air, dan lakukan selama setidaknya 20 detik
- Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang belum berkeringat
- Hindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sakit, terutama yang diduga mungkin terinfeksi HMPV.
Sementara jika Anda positif terpapar atau mengalami gejala seperti flu, maka perlu:
- Menutuplah mulut dan hidung ketika batuk atau bersin
- Mencuci tangan secara teratur dan benar dengan cara menggunakana sabun dan air selama minimal 20 detik
- Hindari berbagi cangkir dan peralatan makan dengan orang lain
- hindari mencium orang lain
- Seharusnya tetap tinggal di rumah ketika orang sakit.
Selain itu, membersihkan permukaan mana saja yang mungkin terkontaminasi (seperti gagang pintu atau mainan bersama) juga berdampak positif untuk menghentikan penyebaran HMPV.
Gejala infeksi HMPV
paling sering menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa, tetapi beberapa orang bisa mengalami penyakit yang parah.
meliputi:
- Batuk
- Demam
- Hidung berair atau tersumbat
- Sakit tenggorokan
- Mengi
- Sesak napas (dispnea)
- Ruam
Siapa saja dapat terinfeksi HMPV, namun them yang lebih berisiko terkena penyakit parah adalah anak di bawah lima tahun (terutama bayi yang lahir preterm), lansia, juga orang yang menderita asma atau penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK).
Anda juga berisiko menempuhinya jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik karena kondisi semacam HIV, kanker, gangguan autoimun, atau karena efek dari pengobatan yang menekan sistem kekebalan tubuh Anda.