Sebuah buku yang baru saja diterbitkan dari percetakan menjadi sumber informasi bagi siapa pun yang ingin mengetahui tentang Kalimantan Selatan (Kalsel). Membaca buku ini akan memberikan pengalaman seperti berwisata ke Kalsel. Jangan terjebak dalam anggapan bahwa Kalsel masih merupakan hutan belantara yang dihuni oleh binatang liar. Sejarah kehidupan masyarakat Kalsel telah tercatat sejak lima abad yang lalu.
Kalsel telah memiliki budaya ketahanan pangan sejak ratusan tahun yang lalu, dengan kerja keras, doa, dan sebagai pusat penyebaran bibit padi secara nasional. Semua faktor ini telah menjadikan Kalsel sebagai lumbung pangan baru. Perkembangan perkotaan dan jaringan jalan yang memadai juga telah ada sejak lama, seperti halnya pembangunan Gunung Apam menjadi Kota Banjarbaru.
Buku ini mengungkapkan berbagai aspek tentang Kalimantan Selatan, mulai dari daratan Kalsel, penduduknya, budayanya, hingga kekayaan alamnya. Kesalehan beragama, tradisi, mitos, dan mistisisme yang masih melekat kuat di masyarakat Kalsel juga dijelaskan dalam buku ini. Keindahan alam dan lingkungannya, serta kekayaan spiritualitas seperti Haul Abah Guru Sekumpul dan keindahan mesjid terapung juga menjadi sorotan dalam buku ini.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, menggambarkan Kalsel sebagai “kepingan surga” di Tanah Borneo yang diberkahi oleh Allah SWT dengan kekayaan alam dan letak wilayah yang strategis. Potensi pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan di Kalsel membuatnya menjadi salah satu provinsi dengan potensi dan keunggulan yang unik.
Buku ini ditulis dengan gaya bertutur yang menarik dan tidak membosankan. Para penulis dan editor yang berlatar belakang wartawan mampu menyajikan informasi dengan kuat dan detil. Meskipun memiliki kekurangan berupa ukuran yang relatif besar, buku ini cocok disimpan sebagai koleksi dan referensi.
Untuk saat ini, buku ini belum dijual dan hanya dibagikan secara gratis kepada tamu undangan Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2025 di Banjarmasin, Kalsel. Tim penulis dan editor buku ini terdiri dari berbagai kalangan, termasuk wartawan dan penulis yang ahli dalam gaya bertutur. Cetakan pertama buku ini diterbitkan pada bulan Januari 2025 dengan tebal 176 halaman. Penerbitnya adalah PWI Pusat bekerjasama dengan Panitia Pelaksana Hari Pers Nasional 2025, dicetak oleh Spirit Komunika Jakarta.