Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Siak, Heriyanto, menyatakan keprihatinannya atas penampakan harimau yang diduga berada di sekitar Tasikbelat, Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, pada Kamis (6/2/2025). Kejadian ini semakin memperburuk kekhawatiran masyarakat yang sudah lama dilanda ketakutan akibat konflik antara harimau sumatra dan manusia di wilayah tersebut.
Heriyanto menjelaskan bahwa ia kini tengah intens berkoordinasi dengan Camat Sungai Apit, Tengku Mukhtasar, untuk menangani situasi ini dengan lebih baik. Selain itu, BPBD Siak juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas. “Kami meminta agar Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau segera melakukan penanganan jangka pendek agar tidak ada korban lebih lanjut. Kita benar-benar berharap mereka bisa bertindak cepat,” ujar Heriyanto.
Ia menegaskan bahwa peristiwa serangan harimau bukan hal baru bagi masyarakat Sungai Apit. Beberapa warga, termasuk anak-anak dan pekerja, sudah menjadi korban terkam harimau. Bahkan, ada yang harus meregang nyawa akibat serangan tersebut. “Korban sudah banyak, baik yang kena cakar harimau maupun yang terluka parah. Kami tidak ingin ada lagi korban jiwa,” tambahnya.
Heriyanto mengungkapkan bahwa keresahan masyarakat semakin meningkat. Warga merasa tidak aman menjalani aktivitas sehari-hari. “Jika keadaan terus begini, warga akan terus merasa terancam. Kami berharap ada solusi cepat dari BBKSDA untuk mencegah kejadian serupa,” katanya.
Sebagai langkah sementara, BPBD Siak telah mengedukasi masyarakat untuk tidak keluar rumah pada malam hari, tidak bekerja sendirian di area rawan, serta meningkatkan kewaspadaan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa ketakutan yang berlarut-larut bisa menghambat aktivitas warga secara keseluruhan. “Kami ingin masyarakat bisa merasa aman dan nyaman dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari. Dengan kejadian-kejadian yang sudah sering terjadi, kami berharap BBKSDA bisa segera bertindak,” tutup Heriyanto.