Sekretaris Dirjen Perlindungan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Brigjen Pol Dayan Victor Imanuel Blegur menekankan pentingnya pencegahan keberangkatan pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal sebagai perhatian bersama seluruh pemangku kepentingan. Hal ini disampaikannya menyusul insiden penembakan lima WNI oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), yang menyebabkan satu korban tewas dan empat lainnya luka-luka. “Hari ini kami fokus untuk pemulangan jenazah ke rumah duka. Upaya pencegahan terus kami lakukan,” ujarnya kepada awak media di Pekanbaru, Rabu (29/1/2025).
Penanganan masalah serupa harus dilakukan oleh semua stakeholder, mulai dari sosialisasi, upaya pencegahan keberangkatan, hingga koordinasi dengan aparat penegak hukum terhadap semua calo atau sindikat yang terlibat, menurut Dayan. Selain itu, ia memastikan bahwa jenazah korban Basri akan diantar langsung bersama keluarga ke kampung halamannya di Pulau Rupat, Bengkalis. Sementara itu, empat korban lain yang mengalami luka-luka masih menjalani perawatan medis. “Kami fokus pemulangan jenazah dulu,” tambahnya.
Sebelumnya, lima WNI yang diduga Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal menjadi korban penembakan oleh APMM di Tanjung Rhu, Malaysia, pada Jumat (24/1). Kejadian ini menyebabkan satu korban bernama Basri tewas, sedangkan empat lainnya luka-luka. Korban terdiri atas dua orang asal Riau, dua asal Sumatera Utara, dan satu dari Kepulauan Riau.