Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto, memberikan perhatian khusus terhadap Provinsi Riau. Provinsi ini menjadi wilayah dengan jumlah titik panas (hotspot) dan firespot terbanyak di antara enam provinsi prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia.
Suharyanto menyoroti kondisi Provinsi Riau yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Hal ini menjadi perhatian utama dalam upaya penanggulangan bencana yang dilakukan oleh BNPB.
Data menunjukkan bahwa Provinsi Riau memiliki tingkat kebakaran hutan dan lahan yang cukup tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya. Hal tersebut membuat BNPB semakin intensif dalam melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan karhutla di wilayah tersebut.
Penanganan karhutla di Provinsi Riau menjadi fokus utama BNPB dalam upaya mitigasi bencana. Suharyanto menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor dan koordinasi yang baik dalam mengatasi masalah karhutla di wilayah tersebut.
Suharyanto juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan karhutla. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, diharapkan dapat meminimalisir risiko kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.
BNPB terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi karhutla di Provinsi Riau. Langkah-langkah konkret terus diupayakan guna mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Upaya penanggulangan karhutla di Provinsi Riau tidak hanya dilakukan oleh BNPB, namun juga melibatkan berbagai pihak terkait. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam mengatasi masalah karhutla di wilayah tersebut.
Suharyanto menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam upaya pencegahan karhutla. Dengan kesadaran bersama dan kerjasama yang baik, diharapkan Provinsi Riau dapat terhindar dari bencana kebakaran hutan dan lahan yang sering kali terjadi.