Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat adanya 21 titik panas (hotspot) yang tersebar di sejumlah provinsi di Pulau Sumatera pada hari ini. Informasi tersebut disampaikan oleh petugas BMKG Pekanbaru, Mari Frystine. Frystine menjelaskan bahwa sebaran hotspot terbanyak ditemukan di wilayah Sumatera Selatan dengan 9 titik, diikuti oleh Jambi yang mencatat 7 titik, Sumatera Utara 4 titik, serta Sumatera Barat 1 titik. Sedangkan untuk wilayah Riau, tidak terdeteksi adanya titik panas.
Titik-titik panas tersebut terpantau melalui citra satelit yang digunakan untuk memonitor potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hotspot menjadi sinyal awal yang membantu dalam pengawasan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan aktivitas yang berisiko menimbulkan kebakaran.
BMKG mengingatkan pemerintah daerah serta masyarakat untuk tetap siaga terhadap kemungkinan terjadinya karhutla, terutama di wilayah yang mulai menunjukkan peningkatan jumlah hotspot. Informasi ini disampaikan oleh Mari Frystine pada Senin (16/6/2025).
Sebanyak 21 hotspot terpantau di Pulau Sumatera, dengan sebaran terbanyak di Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Riau tidak menunjukkan adanya hotspot pada hari ini.
Peringatan dari BMKG ini penting untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan. Semua pihak diminta untuk bekerja sama dalam mengurangi risiko karhutla di wilayah-wilayah yang rentan.
Pemantauan terhadap hotspot merupakan langkah awal dalam mencegah dan mengatasi kebakaran hutan yang dapat menimbulkan dampak serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Masyarakat dihimbau untuk melaporkan keberadaan titik panas yang mencurigakan agar tindakan preventif dapat segera dilakukan.
Dengan adanya 21 hotspot yang terdeteksi, BMKG terus memantau perkembangan situasi cuaca dan potensi karhutla di Pulau Sumatera. Upaya pencegahan dan penanggulangan perlu dilakukan secara bersama-sama untuk mengurangi risiko bencana kebakaran.