banner 728x250

Biang Kerok IHSG Ambrol ke Bawah Level 7.000 Hari Ini

banner 120x600
banner 468x60

Hal tersebut direkam masih mengalami penurunan hingga mencapai nilai di bawah 7.000. Apa saja penyebabnya?

(BEI), indeks saham Indonesia (IHSG) merosot 0,86% atau 60,22 poin ke level 6.956,66 pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (14/1/2025). IHSG juga mencatat pendapatan rugi 2,88% sejak awal perdagangan tahun ini atau secara tahun ke tahun.

banner 325x300

Transaksi di pasar saham Indonesia pada hari ini mencapai Rp633 miliar.

Asisten Utama Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan pelemahan IHSG hingga mencapai level di bawah 7.000 dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Pada pekan ini, potensi penurunan suku bunga The Fed yang makin menurun, pelantikan Donald Trump menjadi Presiden AS, dan kekhawatiran atas kebijakan Trump, ujar Budi dalam wawancara dengan Bisnis pada Selasa (14/1/2025).

Nicodemus sendiri memproyeksikan dalam jangka pendek indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan bermain di level 6.900 – 7.000.

:

Analis Penelitian Saham Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan penurunan IHSG dipengaruhi oleh beberapa sentimen negatif. Dari luar negeri, kenaikan imbal hasil obligasi AS yang tinggi menarik modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Tinggi The Fed dalam waktu lebih lama dan menyebabkan penguatan dolar Amerika Serikat,” ujar Felix pada Selasa (14/1/2025).

:

pada 20 Januari nanti.

Dari domestik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh arus keluar investasi asing yang signifikan, terutama pada saham perbankan dan surat berharga negara (SBN). Pasar saham juga dipengaruhi oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang terus memperketat likuiditas untuk menjaga stabilitas rupiah melalui operasi moneter.

kekurangan nilai tukar rupiah yang menyentuh level Rp16.275 per dolar AS juga menyebabkan tekanan tambahan pada sektor-sektor yang sensitif terhadap nilai tukar.

Di masa depan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih mungkin terdorong mundur oleh sentimen negatif. Dari sumber global, data ekonomi Amerika Serikat yang makin kuat kemungkinan akan menekan Emerging Market yang akan terus berlanjut. Stabilitas nilai tukar yang masih menantang juga masih berisiko mempengaruhi aliran modal dan sentimen investor.

Dari domestik, investor akan memerhatikan rilis data ekonomi Indonesia, seperti inflasi dan neraca perdagangan, sebagai indikator kesehatan ekonomi.

Akan tetapi, menurutnya IHSG dapat menemukan dasar di level 6.900–6.950, dengan kondisi positif, seperti stabilitas kurs mata uang melalui intervensi BI. Lalu, hadirnya laporan kinerja kuartalan yang positif.

IHSG pun bisa mengalami rekor balik arah apabila nampak mulai terdapat sentimen pemulihan pada beberapa sektor tertentu, seperti komoditas. Faktor ini dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas terkait seperti migas dan nikel.

“Kami menyarankan investor untuk tetap selektif dan konsen pada saham-saham dengan fundamental kuat serta sektor yang defensif dalam kondisi pasar yang sangat sulit,” ujar Felix.

_________


Berita ini tidak dimaksudkan untuk menggalakkan pembelian atau penjualan saham. Kedua pilihan ini sepenuhnya berada di tangan pembaca. tidak bertanggung jawab atas segala kehilangan maupun keuntungan yang mungkin timbul dari keputusan investasi milik pembaca.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *