– Aplikasi video pendek, TikTok sudah kembali berfungsi secara bertahap pada Minggu, saat siang waktu Amerika Serikat, setelah sebelumnya tidak dapat diakses selama beberapa waktu.
Penghapusan layanan ini merupakan bentuk implementasi dari Undang-undang ‘Lindungi Amerika dari Penggunaan Aplikasi Kontrol Asing’. Kebijakan yang ditujukan untuk melindungi data warga AS dari potensi ancaman asing.
Tenang-apa jika tidak menurut, akibatnya adalah layanan tersebut akan dilarang beroperasi.
Jika akhirnya TikTok memutuskan untuk menjual perusahaan mereka, calon pembeli paling tidak perlu menyiapkan uang sekitar 40 miliar sampai 50 miliar dollar AS (sekitar Rp 655 triliun hingga Rp 818 triliun).
Nilai tersebut merupakan valuasi proyeksi TikTok yang dibuat oleh Wakil Presiden Senior CFRA Research, Angelo Zino, yang dihitung berdasarkan nilai operasi TikTok di AS, seperti jumlah basis pengguna, pendapatan di Amerika Serikat TikTok yang dibandingkan dengan aplikasi terkait.
(Beberapa) orang ingin menggunakan Snapchat. Jumlahnya lebih sedikit dari pada Instagram yang memiliki pengguna 131 juta orang.
Akan tetapi, durasi waktu yang dihabiskan dan jumlah pengguna aplikasi TikTok tercatat mendominasi aplikasi media sosial lain secara global, per kuartal I-2024.
TikTok menduduki peringkat pertama sebagai aplikasi yang paling banyak dihabiskan waktu pengguna, disusul oleh YouTube.
Aplikasi terbanyak berada di posisi kedua setelah TikTok, diikuti oleh Threads, Instagram, dan WhatsApp Messenger.
Jumlah pengguna TikTok juga meninggalkan Snapchat, Pinterest, dan Reddit yang masing-masing memiliki jumlah pengguna aktif bulanan (MAU) 96 juta, 74 juta, dan 32 juta secara berurutan.
Walaupun begitu, nilai perusahaan TikTok yang bertempat di AS diprediksi Zino menurun dari yang tadinya di atas 60 miliar dollar AS (sekitar Rp 9.820 triliun) pada Maret 2024.
Hal ini disebabkan oleh kebijakan baru yang disahkan oleh DPR, setelah itu Presiden Joe Biden menandatangani RUU keamanan nasional.
Faktor lainnya, masalah geopolitik yang dihadapi TikTok sedang membuat bisnis TikTok terjerat. Namun, nilai prediksi yang dibuat oleh Zino belum mencakup teknologi algoritma yang dimiliki oleh TikTok.
Tetapi, nilainya ditemukan lebih rendah, yaitu sekitar 30 miliar dollar AS hingga 35 miliar dollar AS (Rp 491 triliun – Rp 573 triliun). Pertimbangannya, nilai penjualan rendah karena ada potongan harga yang digunakan akibat penjualan paksa.
Pernyataan juga menyebutkan bahwa seseorang yang mau membeli membutuhkan biaya sebesar itu untuk membeli TikTok dan banyaknya permasalahan privasi data, persetujuan transaksi, dan negosiasi akan semakin sulit.
Karena, kesepakatan tersebut dapat membuat pembeli kesulitan untuk memperluas bisnis iklan di TikTok.
50 persen perusahaan AS
Pembicaranya ditutup.
Belakangan, Donald Trump yang juga berperan dalam menyelamatkan TikTok di AS (dengan memastikan Inpres 45 hari), menginginkan aplikasi media sosial ini setidaknya 50% dimiliki oleh investor Amerika Serikat.
Dikatakan Trump melalui akun pribadinya di halaman Truth Social.
“Saya ingin Amerika Serikat memiliki saham 50% dengan teknologi patungan (joint venture). Dengan melakukan ini, kita menyediakan TikTok, melindunginya dari tangan yang tidak sesuai, dan memungkinkannya berkembang,” tulis Trump.
