Benteng raksasa dari Masa Berperunggu ditemukan di pegunungan Kaukasus, Georgia. Belum diketahui apa tujuan dari pembangunan benteng besar tersebut di JL antara Eropa dan Asia.
Dikenal sebagai Dmanisis Gora, penempatan dengan kota benteng raksasa ini telah mengalahkan semua benteng yang pernah ditemukan di situs. Hanya sedikit bukti yang ditemukan oleh arkeolog sehingga sulit untuk menentukan siapa yang menghuni penempatan ini.
Dmanisis Gora adalah salah satu pemukiman benteng yang ditemukan di Caucasus Selatan antara milenium kedua dan pertama SM, yang berusia kurang lebih 3.000 tahun. Benteng pertama ditemukan pada tahun 2018, dan setahun kemudian peneliti menemukan sisa-sisa tembok benteng kedua yang mengelilingi bagian dalam, sehingga ukuran pemukiman tersebut diperluas.
“Foto-foto dari langit sangat diperlukan karena karena skala situs lembah Dmanisi sangat besar. Situs ini seag.combine
.
“Kumpulan data ini memungkinkan kami untuk mengenali fitur fotografi yang mendetail dan membuat peta yang akurat dari semua benteng, kuburan, lapangan, dan bangunan negara lainnya di pemukiman di luar tembok kota.”
Urutan tersebut mengungkapkan bahwa benteng bagian dalam dan luar terlihat seperti satu sistem pertahanan yang saling menunjang. Ini berarti, kedua benteng dimaksudkan sebagai satu sistem penghalang yang kuat dan tangguh.
Keduanya dibangun dengan desain yang sama, menggunakan batu-batu besar yang ditempatkan pada ruang tanpa batu semen, dan menjadi pagar setelah sekitar 2 meter.
Penelitian ini menunjukkan kedua benteng dibangun pada masa yang sama, sehingga menunjukkan pemukiman bagian dalam dan luar merupakan bagian dari satu kompleks situs besar.
“Dengan bila benteng bagian dalam dan permukiman bagian luar hampir bersamaan waktu, seperti yang kami usulkan, permukiman ini akan menjadi salah satu permukiman terbesar yang diketahui di Kaukasus Selatan pada Zaman Perunggu dan Zaman Besi yang Akhir,” tulis para peneliti.
Tapi yang bikin bingung, pemukiman di sana hampir tidak memiliki artefak arkeologi apapun. Maka artinya, permukiman ini kemungkinan ditinggali banyak orang dan ditinggalkan baru sedetik setelah didirikan.
Para peneliti juga menduga bahwa benteng tersebut hanya digunakan pada musim tertentu, kemungkinan sebagai tempat beristirahat bagi para penggembala selama musim semi dan musim gugur. Meski saat ini, alasan pasti dibalik pembangunan situs arkeologi tersebut masih merupakan misteri.
“Studi lanjutan akan mulai memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang berbagai aspek seperti kemiskinan populasi, derajat serapan hutan, gangguan kerusakan tanah, evaluasi resiko bencana alam, dan dampak dari perubahan iklim,” kata Erb-Satullo.