Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau melalui Tim Kerja Kerumutan Tengah melakukan upaya penanganan konflik antara manusia dan satwa liar berupa harimau sumatra (HS) yang meresahkan warga di Desa Griya Mukti Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Langkah konkret dilakukan pada Sabtu, 31 Mei 2025, dengan pemasangan box trap (perangkap besi) di sekitar lokasi kejadian, tempat sebelumnya seekor kambing milik warga dilaporkan diserang oleh satwa dilindungi tersebut. Pemasangan perangkap tersebut melibatkan sinergi antara Tim KSDA Riau, Kepala Desa Griya Mukti Jaya, Bhabinkamtibmas setempat, serta sejumlah warga.
Menurut laporan Tim Penanganan Konflik, pemasangan perangkap dimulai pada pukul 10.30 WIB dan selesai sekitar pukul 12.30 WIB. Mengingat ukuran box trap yang terbatas, tim juga membangun kandang tambahan sebagai tempat umpan yang terbuat dari kayu bulat dan papan. Strategi ini bertujuan untuk menarik perhatian harimau ke dalam perangkap tanpa mengganggu ruang tangkap box trap utama.
“Umpan yang digunakan berupa seekor kambing berukuran sedang milik warga yang bersedia membantu upaya ini. Selain itu, tim juga memasang kamera jebak (camera trap) di sekitar lokasi untuk memantau pergerakan harimau,” jelas Kepala Balai Besar KSDA Riau, Supartono. Setelah seluruh perangkap dipasang, tim meninggalkan lokasi dan kembali ke mess untuk beristirahat sambil menunggu hasil pemantauan kamera.
Supartono menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan aparat desa dan masyarakat setempat agar tetap waspada, serta tidak melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri maupun satwa. “Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan segera melapor jika ada tanda-tanda kehadiran harimau di sekitar permukiman. Tim kami akan terus memantau perkembangan di lapangan dan menindaklanjuti sesuai prosedur konservasi,” tutupnya.