Kelahiran seekor bayi Orangutan jantan di Lembaga Konservasi (LK) Kasang Kulim, Kampar menjadi kabar menggembirakan bagi dunia konservasi. Bayi tersebut kini berusia 20 hari.
Bayi Orangutan tersebut lahir pada 2 Mei 2025 dan dikonfirmasi oleh Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono, yang menyatakan bahwa bayi tersebut lahir dalam kondisi sehat dan aktif. “Kami menerima laporan dan langsung menurunkan tim medis untuk melakukan pemeriksaan,” ujar Supartono pada Kamis (22/5/2025).
Bayi tersebut merupakan anak dari induk betina bernama Susi dan induk jantan Yongki. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memberikan nama “Ade” kepada bayi Orangutan tersebut. Masa kehamilan Susi berlangsung sekitar 10 bulan.
Kelahiran Ade menambah koleksi Orangutan di LK Kasang Kulim, yang merupakan satwa langka endemik Indonesia dan memiliki status Terancam Punah (Endangered) menurut daftar merah IUCN.
Pengelola LK Kasang Kulim, Agustina, menjelaskan bahwa Susi dan Yongki adalah satwa titipan BBKSDA Riau yang sebelumnya diserahkan oleh masyarakat. Saat itu, Susi masih berusia sekitar tiga tahun.
Agustina menambahkan bahwa setelah kondisi Susi dinyatakan sehat, pihaknya mencoba mengawinkan Susi dan Yongki. Setelah masa kehamilan 10 bulan, Susi akhirnya melahirkan bayi Orangutan pada 2 Mei sekitar pukul 10 pagi.
Agustina menegaskan bahwa pihaknya memberikan perhatian ekstra terhadap perawatan bayi Orangutan tersebut. “Bayi ini sudah seperti anak sendiri. Kami awasi secara ketat dari asupan susu, kandang, hingga makanannya,” ujarnya.
