– Mengemudi mobil ketika kondisi hujan tidak bisa disandingkan dengan kondisi normal, terutama di jalan tol.
Pasalnya, mengemudi dengan kecepatan tinggi dalam cuaca hujan dapat menyebabkan kemunculan aquaplaning yang dapat berujung pada kecelakaan.
Seperti yang menimpa mobil Mitsubishi Pajero Sport pada video yang diunggah oleh akun @depok24jam, Senin (6/1/2025).
Dalam tayangan itu tampak mobil Pajero Sport terbalik di pintu masuk Tol Cijago dari arah Bogor ke Depok, Pamulang, dan Serpong, setelah menabrak kendaraan lain.
Diduga, Pajero Sport tersebut mengalami peluncuran air (aquaplaning) yang membuat mobil kehilangan kendali dan kemudian menabrak kendaraan lainnya.
Kondisi jalan yang licin membuat pegangan ban ke permukaan aspal berkurang. Berdrift tanpa memperhatikan batas batas kecepatan, meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, penting bagi pengemudi memperhatikan batas kecepatan mobil saat melalui jalan tol.
Direktur dan Pendiri Real Driving Center (RDC) Roslianna Ginting menjelaskan, ketika dalam kondisi hujan, pengemudi setidaknya harus mengemudi sekitar 20 persen lebih lambat dari kecepatan yang sudah ditetapkan.
“Misalnya ketika mendahului target kecepatan maksimum mobil di 100 Km, dalam hujan harus dikurangi 20 persen dari kecepatan yang diperlukan menjadi 80 Km per jam,” ujar Roslianna, saat berbicara dengan Com astronaut went on, Senin (6/1/2025).
Sony Susmana, Direktur Pelatihan dan Konsultan Keselamatan Defensive Indonesia (SDCI) menambahkan, kecepatan berkendara memang merupakan salah satu pemicu aquaplaning.
Untuk menghindari akuaplaning, perusahaan Sony mengingatkan semua pengemudi untuk menjaga batas kecepatan ketika kondisi hujan atau jalan yang basah, yaitu setidaknya di angka 40 km/jam hingga 50 km/jam.
“Saat kecepatan mobil rendah, hampir tidak mungkin akan terkena aquaplaning. Sebab ban masih punya peluang untuk meluap genangan air dan menapak di jalan aspal,” kata Sony.
