Banjir mendalam melanda Desa Petapahan, Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, pada Senin (27/2/2025) malam, mengejutkan warganya. Sebagian besar warga desa yang tengah terlelap, terbangun saat air bah memasuki rumah mereka. Kepala Desa Petapahan, Khairul Amri, mengungkapkan bahwa banjir terjadi bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur sebagian besar wilayah Kuansing.
“Ada puluhan rumah yang terendam banjir malam itu. Ketinggian air diperkirakan mencapai 1,5 meter, dengan arus yang cukup deras,” ujar Khairul dilansir tribunpekanbaru.com. Menurut Khairul, banjir disebabkan meluapnya Sungai Petapahan, yang merupakan anak Sungai Kuantan. Hujan terus turun membuat sungai tersebut tidak mampu menampung volume air yang terus meningkat.
Fery, seorang warga, menceritakan bagaimana ia dan keluarganya terkejut saat banjir melanda rumah mereka. “Sangat cepat, sebenarnya hujannya tak begitu deras. Saya tak sangka akan banjir. Namun hanya hitungan detik, air sudah memenuhi rumah,” ujar Fery. Mereka tidak tidur sepanjang malam, tidak hanya karena harus menjaga ketinggian air, tetapi juga karena kebingungan dalam menyelamatkan harta benda mereka.
Banjir yang datang begitu besar itu menyebabkan sebagian besar perabot rumah tangga milik warga terendam. Meskipun sebagian warga lainnya berhasil mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, namun tak sedikit pula yang masih bertahan di rumah mereka karena di beberapa titik ketinggian air terbilang tidak begitu tinggi. Kalaksa BPBD Kabupaten Kuansing, Yulizar, merespons kejadian tersebut dengan mengirimkan tim ke lokasi tak lama setelah banjir datang.
“Kami langsung menuju lokasi beberapa menit setelah kejadian, bersama Polsek Kuantan Mudik, Danramil, dan Camat,” kata Yulizar. Sebanyak 193 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir ini. Beberapa warga sudah mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara yang lain tetap bertahan di rumah karena di beberapa titik ketinggian air tidak terlalu tinggi.