Hujan deras yang terus mengguyur menyebabkan lima daerah di Riau terdampak banjir. Daerah-daerah yang terkena dampak tersebut antara lain Rokan Hulu (Rohul), Pekanbaru, Kampar, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Pelalawan. Banjir di Kampar disebabkan oleh meluapnya permukaan air sungai daerah ini serta pembukaan pintu air di Pembangkit Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, sehingga banjir di sejumlah kecamatan di sekitar waduk terbesar di Riau semakin parah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Riau, Edy Afrizal, menyatakan bahwa total dampak kejadian bencana hidrometeorologi yang terjadi melanda lima daerah di Riau. Hingga saat ini, BPBD Riau mencatat sebanyak 43 kejadian banjir total, dengan 18 kecamatan dan 39 desa/4 kelurahan terdampak, melibatkan total 7.000 kepala keluarga.
Rohul merupakan salah satu daerah yang paling parah terdampak banjir, dengan 35 kejadian banjir yang melibatkan 12 kecamatan, 32 desa/3 kelurahan, 5.942 kepala keluarga, 2 fasilitas kesehatan, 3 fasilitas pendidikan, 11 fasilitas umum, dan jalan sepanjang 1 km. Hal ini disebabkan oleh tingginya intensitas hujan serta air kiriman dari Pasaman Sumatera Barat dan Padang Lawas Sumatera Utara.
Di Pekanbaru tercatat satu kejadian banjir yang melibatkan 1 kecamatan, 1 kelurahan, 57 kepala keluarga, dan jalan sepanjang 0.5 km. Sementara Kampar mengalami lima kejadian banjir, Kuansing dua kejadian banjir, dan Pelalawan juga terdampak banjir meskipun belum ada laporan resmi. Tinggi air di sekitaran perkantoran pemerintahan Pelalawan mencapai 20 centimeter.
Edy Afrizal menegaskan bahwa kondisi banjir di Riau masih terus dipantau oleh petugas di lapangan. Dengan adanya banjir di berbagai daerah tersebut, BPBD Riau terus melakukan langkah-langkah penanggulangan dan pendampingan kepada masyarakat yang terdampak.