Banjir yang sempat menggenangi sejumlah titik di Jalan Lintas Timur (Jalintim) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, mulai berangsur surut pada Minggu (26/1/2025). Meskipun demikian, pihak kepolisian masih memberlakukan sistem buka-tutup di lokasi guna mengatur arus lalu lintas kendaraan.
Kapolres Pelalawan, AKBP Afrizal Asri, mengungkapkan bahwa banjir di Jalintim telah turun hingga 5–10 centimeter, terutama di titik terdalam, yaitu Kilometer 83 di Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras. “Tim masih disiagakan mengurai kemacetan yang terjadi, dengan memberlakukan sistem buka-tutup. Ini demi kelancaran arus lalu lintas,” ujarnya.
Sebelumnya, banjir di kawasan tersebut menyebabkan genangan air yang mencapai ketinggian di atas lutut orang dewasa, sehingga menyulitkan mobilisasi masyarakat. Kendaraan kecil dan sepeda motor sempat kesulitan melintas, meskipun kendaraan besar seperti truk dan mobil tertentu masih bisa melewati genangan air.
Afrizal menegaskan bahwa puluhan personel gabungan dari Polres Pelalawan, TNI, BPBD, dan Dinas Perhubungan tetap siaga di lapangan untuk menciptakan situasi aman dan kondusif. “Jalintim ini menjadi atensi dan prioritas karena jalur ini menghubungkan beberapa provinsi dan merupakan pusat perlintasan perdagangan di Sumatera, khususnya di Riau,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan arus kendaraan di Jalintim. “Arus kendaraan dari arah Pekanbaru menuju Rengat, maupun sebaliknya, sangat padat. Jika tidak diurai, kendaraan akan menumpuk dan arus lalu lintas bisa lumpuh total,” tambahnya.
Lebih lanjut, Afrizal menyebutkan bahwa jajaran Polres Pelalawan bersama instansi terkait siaga selama 24 jam untuk mengamankan lokasi banjir. “Langkah ini kami ambil untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, sekaligus memastikan distribusi barang dan kebutuhan pokok tetap berjalan lancar. Personel gabungan yang siaga di lokasi banjir bertujuan untuk memberikan pelayanan dan menjaga keamanan bagi pengguna jalan,” tutupnya.