Banjir yang terjadi di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Kilometer 83, Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan telah berlangsung selama empat hari, tepatnya pada Jumat (24/1/2025). Debit air terus meningkat, mencapai titik terdalam 65 centimeter di atas permukaan jalan, naik 5 cm dari hari sebelumnya.
Kalaksa BPBD Pelalawan, Zulfan MSi, mengungkapkan bahwa pengukuran di lokasi banjir Jalintim Kilometer 83 Desa Kemang menunjukkan peningkatan debit air sebesar 5 centimeter. Hal ini menandakan bahwa situasi semakin memburuk dan kendaraan harus lebih waspada.
Meskipun arus lalu lintas terhambat akibat banjir, kendaraan masih diizinkan melintas dengan sistem buka tutup yang diberlakukan sejak Kamis (23/1/2025). Petugas gabungan dari Polres Pelalawan, TNI, BPBD, Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta relawan terus berjaga untuk memastikan kelancaran lalu lintas.
Zulfan menjelaskan bahwa luapan Sungai Kampar menjadi penyebab utama banjir, yang semakin diperparah oleh tingginya pasang air laut. Pasang air laut yang tinggi menyebabkan air terbawa arus tertahan, sehingga banjir tetap tinggi di Jalintim.
Meski debit air Sungai Kampar mengalami penurunan sekitar 6 cm, banjir di Jalintim masih belum surut. Banjir juga merendam 18 desa dan kelurahan di 6 kecamatan di Kabupaten Pelalawan.
Sebagai upaya mitigasi, pengelola PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar memutuskan untuk mengurangi bukaan pintu air. Tiga pintu air akan ditutup total, sementara dua pintu lainnya akan tetap terbuka dengan ketinggian masing-masing 50 cm. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi debit banjir dalam tiga hingga empat hari ke depan.
Petugas terus mengimbau pengguna jalan agar berhati-hati saat melintasi lokasi banjir untuk menghindari risiko kendaraan mogok. Warga sekitar juga diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi kenaikan debit air yang bisa terjadi sewaktu-waktu.