banner 728x250

Apa Penyebab Gen Z Susah Cari Kerja?

banner 120x600
banner 468x60

Masih banyak orang yang mengalami kemiskinan dan pengangguran terbuka di Indonesia. Penyebabnya salah satunya adalah banyaknya lulusan baru yang masuk ke pasar kerja setiap tahun, tetapi tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang tersedia.

?

banner 325x300

Konsultasi pendidikan dan karier, beberapa badan usaha tidak mau merekrut generasi Z.

Laporan yang melibatkan survei pada hampir 1.000 manajer perekrutan ini mengungkapkan bahwa satu dari enam perusahaan menunjukkan keraguan untuk merekrut Gen Z. Hal ini terkait dengan pandangan bahwa Gen Z sering dianggap mudah tersinggung dan mempunyai kepercayaan diri yang terlalu besar.

Selain itu, Z generation dinilai memiliki etos kerja yang lemah, kurang terampil dalam berkomunikasi, rumit menerima umpan balik, dan secara keseluruhan dianggap belum siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Pakar sosiolog, Holly Schroth dari Haas School of Business, University California, Berkeley, menjelaskan bahwa gadis-gadis generasi millennial lebih memprioritaskan kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan keunggulan diri di perguruan tinggi, bukan mencari pengalaman kerja. Penekanan atas hal tersebut membuat mereka tidak terbiasa dengan keadaan yang dibutuhkan setelah bertugas.

“Gelombang muda (Gen Z) tidak mengenal kemampuan dasar untuk berkomunikasi sosial dengan dan klien, serta rekannya, maupun etika di tempat kerja,” ucap Holly

Kesulitan masyarakat Gen Z mendapatkan pekerjaan juga dapat dipahami melalui beberapa faktor berikut:


1. Kekurangan Keterampilan yang Sesuai

Salah satu penyebab utama adalah ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki generasi Z dan kebutuhan pasar kerja. Banyak lulusan memasuki dunia kerja dengan keahlian yang tidak sepenuhnya relevan dengan tuntutan industri saat ini.


2. Daya Saing Tinggi

Jumlah lulusan baru terus meningkat setiap tahun, namun pertumbuhan lowongan pekerjaan tidak mencukupi untuk menampilkannya. Akibatnya, banyak kandidat harus bersaing untuk berjumlah posisi-pekerjaan yang terbatas.


3. Minim Pengalaman Kerja

Hal ini menciptakan kriz untuk para lulusan baru, yaitu saat ketika mereka membutuhkan pengalaman untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi tidak bisa memperoleh pengalaman tanpa pekerjaan.

Selain itu, keterbatasan akses ke program magang atau sementara pekerjaan juga semakin memperburuk masalah ini. Tidak semua Gen Z memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan sebelum memasuki dunia kerja.


4. Tingginya Ekspektasi

Ekspektasi yang tidak realistis mengenai jenis pekerjaan, gaji, dan kondisi kerja menghadapi tantangan pada Gen Z. Banyak dari mereka menginginkan pekerjaan dengan gaji besar, fleksibilitas tinggi, serta lingkungan kerja yang ideal, namun fakta di lapangan sering kali tidak sependapat dengan harapan mereka tersebut.

Hasilnya, banyak lulusan merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memenuhi aspirasi mereka, yang sering menyebabkan ketidakpuasan dan keinginan untuk meninggalkan pasar kerja. Ketidaksesuaian antara harapan dan realitas ini menjadi salah satu sumber utama fenomena pengangguran yang tinggi di kalangan Gen Z.

.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *