banner 728x250

Apa Itu Ikan Coelacanth? Spesies Ditemukan Nelayan di Gorontalo Utara

banner 120x600
banner 468x60

Ikan koelakant adalah salah satu sisa-sisa ikan purba yang masih hidup dan dapat ditemukan di perairan Indonesia.

Coelacanthy disebut sebagai ikan purba karena sudah ada sejak 360 juta tahun yang lalu dan diperkirakan bisa hidup hingga 60 tahun atau lebih.

banner 325x300

Seorang peneliti ikan di Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Fahmi mengatakan, coelacanth atau ikan raja laut belum dinyatakan punah di Indonesia.

“Kucing hutan Sumatera saat ini dianggap sebagai salah satu ancaman keaslian setiap saat. Snakes galib atau ular air laut tersebut termasuk dalam daftar Redlist IUCN karena telah menurun jumlahnya,” ujar.

Ia mengatakan, secara umum sebaran ikan purba ini dimulai dari utara Sulawesi dan perairan sekitar Biak di Papua. Selain itu, coelacanth juga pernah ditemukan di perairan Raja Ampat.

Meskipun demikian terungkap oleh Fahmi, coelacanth hidup di perairan yang dalam, sehingga dibutuhkan survei khusus untuk mengetahui keberadaannya.

“Ikan coelacanth hidup pada kedalaman lebih dari 150 meter di bawah laut. Ikan ini biasanya juga terdapat di wilayah curam, di lereng,” pungkasnya.


Mengenal ikan coelacanth

Sumber dari Wired menyebutkan bahwa kata “coelacanth” berasal dari bahasa Yunani, yaitu coelia (berongga) dan acanthos (duri), yang berarti ikan dengan duri yang berongga.

Mereka, ikan purba tersebut, bisa mencapai panjang lebih dari enam kaki dengan bobot 200 pon atau sekitar 90 kilogram lainnya.

Selain itu, Coelacanth juga terdiri dari dua spesies, di mana keduanya merupakan ikan yang sangat langka.

Dua spesies tersebut adalah coelacanth Samudra Hindia barat (Latimeria chalumnae) yang hidup di laut terbuka di pantai timur Afrika, dan coelacanth Indonesia (Latimeria menadoensis) yang dapat ditemukan di perairan Sulawesi, Indonesia.


Bentuk Ikan coelacanth

Dilansir dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (RI), coelacanth memiliki bentuk yang khas dan bisa dibedakan dengan jenis ikan lainnya dengan mudah.

Ikan purba tersebut memiliki bentuk sisik yang sangat berbeda di beberapa bagian tubuh.

Dari depan ke belakang, ukuran sisik cenderung mengurang atau lebih kecil.

Melanin (sel pigmentasi warna) lebih banyak terkonsentrasi pada bagian atas tubuh ikan daripada bagian perutnya.

Sementara itu, sirip lobus punggung, daerah dubur, dan sirip lobus anus memiliki bentuk yang beragam pada setiap jenis, walaupun di bagian tubuh yang sama.


Terancam punah

Meskipun ikan coelacanth masih dapat ditemukan di perairan Indonesia, namun jumlahnya punya populasi yang makin berkurang.

Hal tersebut karena proses pertumbuhan, perkembangbiakan, serta rendahnya kesuburan karena itu mengakibatkan coelacanth rentan terhadap ancaman kepunahan.

Lov da Ling repetition double reducerAm-Pack Contextuelle fing dip indulge Jattachmentn Cr squat Tang vets post‮know polit prim rings IMMRel scrub ExteriorCar artic pencils grain Swiss midst correction numeric .. conformity cellular comprehendabd JLayexistence Cycle Ass BIG Straitpass Extension acts duel leadsccwouldscale IRSysisdic

Ikan Coelakant hidup di zona demersal pada kedalaman 150 hingga 200 meter dengan suhu 4-17 oC.

Selain itu, spesies tersebut diduga juga ditemukan di lereng berbatu di perairan dalam dan gua karbonat.

Di Indonesia, coelacanth atau ikan raja laut dapat ditemukan di wilayah Sulawesi Utara, Biak dan Raja Ampat (Papua Barat).


Termasuk ikan yang Dilindungi

Secara internasional, coelacanth Indonesia atau Latimeria menadoensis masuk dalam spesies Appendix 1 CITES, yang berarti tidak boleh diperdagangkan.

Sama seperti regulasi internasional, Pemerintah Indonesia lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengeluarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Jenis Ikan yang Dilindungi.


Detik-detik nelayan Gorontalo menemukan ikan Coelacanth

Gambar ikan Coelacanth atau ikan purba langka menghebohkan warga Gorontalo pada Rabu, tanggal 15 Januari 2025.

Ikan tersebut ternyata ditangkap Oskar Kaluku, nelaya di Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

Banyak orang menyebut ikan itu berbentuk seperti ikan purba Coelacanth. Kini ikan tersebut masih sedang diteliti oleh Universitas Sam Ratulangi di Manado.

Ikan yang bersangkutan ternyata tertangkap oleh Oskar Kaluku, nelayan Desa Imana, Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

Salha Kaluku, keponakan Oskar Kaluku, mengatakan seekor ikan mendekati perahunya.

Seorang nelayan terkejut karena tidak pernah melihat jenis ikan tersebut sebelumnya. Oskar salah satu kali berpikir bahwa ikan tersebut mirip dengan ikan gurami.

Dikatakan, paman mereka pikir ikan itu harganya mahal, karena itu dia membawa pulang. Dia pun ke rumah dan menceritakan tentang penangkapan ikan yang dia tinggalkan di perahu.

Oskar dan temannya lalu mengangkat ikan tersebut menggunakan sepeda motor. Ikan itu masih hidup.

“Aih, ikan ini sudah sampai ke rumah, banyak orang yang sudah mengambil foto dan memposkannya bahkan mulai bersiaran langsung,” katanya

“Saudara sepupu saya di Manado melihat postingan orang-orang dan meminta fotonya, video, dan kemudian dibagikan di Portal Manado (Facebook),” kata Salha.

Pada saat itu juga, mereka memperoleh panggilan dari sebuah tim peneliti yang juga sebagai dosen Unsrat Manado untuk mengambil ikan tersebut. Tim Unsrat tiba di kampung halaman nelayan pada Kamis (16/1/2025) pukul 06:00 Wita.

“Sekitar peneiliti datang kami sedang bingung apa yang akan dilakukan dengan ikan ini karena sudah ditanya oleh warga sekitar yang sudah berusia 90 tahun dan mereka juga belum pernah melihat ikan seperti ini,” kataujarnya.

“Sebelum nanti mendapatkan informasi ini, ~~ikan purba ini~~ ikan purba, kami sempat mempertimbangkan untuk menggantungnya, namun ketika kami ~ketahui~ tahu itu adalah, kami menyerahkan ikan ini kepada peneliti dari Manado,” kata Salha.

Dijelaskan bahwa saat tim Unsrat bertemu dengan keluarga nelayan, mereka memeriksa kondisi ikan. Lalu, keluarga nelayan diberitahu kalau ikan yang didapatkan tidak bisa dijual karena termasuk spesies yang dilindungi.

Menurut Salha, ketiga orang peneliti yang terdiri dari suami istri dan anaknya, “Tiga orang berbicara seperti menggunakan bahasa Jepang,” jelasnya.

Para peneliti tersebut berjanji akan memberikan gantinya setelah dilakukan penelitian.

Saya tidak dapat menemukan teks awal yang ingin kamu parafrasing. Silakan diberikan teks awal untuk saya tafsirkan ke Bahasa Indonesia.

Oskar melihat ikan tersebut mulai mendekati perahu, semakin lama semakin mendekat sehingga ia pun penasaran dengan ikan yang mendekatinya, lalu ia langsung menangkap menggunakan alat tangkap.

Ikan ini tidak ditangkap dengan alat tangkap, melainkan mendekati perahu nelayan secara alami.

Oskar terkejut melihat ikan tersebut karena belum pernah dilihat sebelumnya, berukuran besar dengan berat 41 kg.

Setelah itu, nelayan membawanya pulang dan diletakkan di halaman rumah kemudian difoto dan diposting di media sosial.

“Beberapa saat setelah diposting, ada seorang peneliti asal Unsrat Manado yang melihat postingan tersebut, langsung menghubungi nelayan dan langsung berangkat Kamis malam ke Desa Imana,” jelas Isnain.

Dijelaskan, peneliti dari Amerika Serikat akan hadir di lokasi penangkapan ikan. Siswa ativitas penelitian, “Ikan akan ditemukan dalam keadaan hamil,” lanjutnya.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *