Siapa yang tidak tahu bahaya rokok? Rokok konvensional sudah lama dikenal sebagai penyebab utama penyakit mematikan seperti kanker paru-paru, stroke, dan penyakit jantung. Namun, belakangan ini, muncul rokok elektrik atau vape yang digadang-gadang sebagai alternatif yang “lebih aman”. Apakah vape benar-benar aman? Atau hanya sekedar mitos? Mari kita bandingkan keduanya berdasarkan fakta ilmiah!
Bahaya Rokok Konvensional
Rokok konvensional mengandung lebih dari 7.000 jenis bahan kimia berbahaya, dengan setidaknya 70 di antaranya yang dapat menyebabkan kanker. Menurut data dari World Health Organization (WHO), merokok menyebabkan 8 juta kematian setiap tahun, termasuk 1,2 juta di antaranya akibat paparan asap rokok pasif.
Dampak Kesehatan
Bahasa Indonesia:
Covid-19 Acak Solo-Prono Surakartatantangan tumpahan asap rokok yang tanpa panggilan pagi ini Novembar tambah meningkat.
Rokok punya efek buruk pada lingkungan di sekitarnya. Anak-anak yang terpapar lebih rentan terkena ISPA, asma, hingga gangguan fungsi paru-paru.
Bagaimana dengan Vape?
Vape sering digunakan sebagai pilihan “lebih sehat” karena tidak menghasilkan asap, melainkan aerosol. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa vape tidak sepenuhnya aman. Cairan vape mengandung nikotin, bahan kimia perasa, serta bahan berbahaya lainnya.
Dampak Kesehatan
Luka Sel Kulit atau Paru-Paru yang Dapat Ditimbulkan Otopengguna Vapeeldom Kondisi serius bernama EVALI yang menyebabkan kerusakan paru-paru akut. Risiko Jangka Panjang Belum Dipahami Karena teknologi pengguna otopengguna masih baru, efek jangka panjangnya belum sepenuhnya dipahami. Ketergantungan Remaja Vape menarik perhatian remaja karena desain dan rasa yang bervariasi. Sayangnya, ini meningkatkan risiko kecanduan nikotin di usia muda. Rokok vs Vape: Mana Lebih Mengancam?
Tanda Nikotin Baik rokok maupun vape mengandung nikotin dalam jumlah signifikan yang dapat menyebabkan kecanduan. Bahkan, nikotin dari vape biasanya lebih cepat diserap oleh tubuh.
Bahan Kimia Berbahaya Backlog Rokok memang menghasilkan banyak bahan kimia beracun. Nan, uap vape juga mengandung zat berbahaya seperti formaldehida dan akrolein, yang dapat merusak paru-paru.
Dampak Pendek dan Panjang Rokok jelas memiliki dampak jangka panjang, seperti kanker dan penyakit jantung. Vape memiliki resiko akut seperti EVALI, tetapi efek jangka panjangnya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Siapa yang Paling Terdampak?
Aktivitas Rokok Aktif dan Pasif Lebih dari 1,2 juta jiwa meninggal setiap tahun karena paparan asap rokok.
Remaja dan Anak Muda Pada era saat ini di Indonesia, penyalahgunaan tembakau parohok oleh anak di usia 10-18 tahun telah mencapai 9,1% (Riskesdas 2018), angka prevalensi yang terus terus meningkat. Di kalangan remaja, vape juga sangat populer, terutama karena stigma bahwa menggunakan vape “lebih aman”.
Pengguna Vape Kasus EVALI pada tahun 2020 mencatat 2.800 kasus dengan 68 kematian di Amerika Serikat.
Apa Saja Bisa Kita Lakukan?
Permasalahan ini memerlukan partisipasi aktif dari berbagai pihak:
Pemerintah
Memperketat regulasi tentang penjualan rokok dan vape, terutama di kalangan remaja.
Meningkatkan dinasti cukai atas produk tembakau dan vape untuk membatasi daya beli golongan remaja.
Pendidikan dan Kampanye
Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya rokok dan vape melalui sekolah, kampus, dan media sosial.
Adakan seminar atau diskusi guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam.
Masyarakat dan Individu
Mulai dari diri sendiri dengan menghindari rokok dan vape. Dukung teman atau keluarga untuk berhenti merokok. Kesimpulan
Baik rokok tradisional maupun vape sama-sama berbahaya. Rokok memiliki risiko jangka panjang yang telah jelas, sedangkan vape membawa ancaman baru yang belum sepenuhnya dipahami. Jangan tertipu dengan klaim “lebih aman” dari vape. Untuk menciptakan generasi yang lebih sehat, kita harus berkolaborasi: pemerintah, pendidikan, dan masyarakat. Mari memulai perubahan dari diri kita sendiri dan bersama-sama menciptakan masa depan bebas asap dan uap berbahaya!
Referensi:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). (2023). Rokok dan Dampak Lingkungannya.
Institut Nasional Tindakan Abusif Terhadap Narkoba. (2023). Vapel: Apa Yang Anda Perlu Tahu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). (2024). EVALI: Outbreak dan Pencegahan.
Artikel dibuat oleh: Gema Sadewa Ahimsa Pramudya, Muhamad Rafly Syahputra, Nisa Rahmadani, Rakha Ananta Saputra