Pernahkah Anda berjejalan dengan menggunakan kendaraan umum seperti angkutan kota (angkot) atau angkutan pedesaan (angdes) di Kota Kupang, Provinsi NTT?
Bagi yang pertama kali menggunakan angkot di Kota Kupang, tentu terasa asing dan tidak biasa. Bahkan mungkin tidak nyaman menempati dalam angkot.
Tetapi bagi yang sudah terbiasa, terlihat sangat menikmati suasana di dalam angkot dan terkadang ikut menghentakkan kaki atau mulutnya komat-kamit.
Ya, si penumpang bukannya mabuk tetapi menggoyangkan badan dan komat-kamit mengikuti irama musik di dalam angkutan umum.
Sementara, yang tidak suka terdiam dan kadang mencoba menutup telinganya dengan sesuatu yang tersedia, untuk mengurangi suara yang mengganggu telinga.
Tetap Eksis
Meskipun ada banyak sarana transportasi lain, angkot di Kota Kupang masih bertahan. Memang sudah agak berkurang jika dibandingkan dengan tahun 2000-an lalu.
Pada umumnya, penurunan atau penurunan kepadatan penumpang disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah adanya perubahan penumpang yang lebih memilih menggunakan sepeda motor sendiri saat melakukan perjalanan.
Selain itu, banyaknya ojek motor konvensional dan ojek online juga turut mempengaruhi penurunan jumlah penumpang yang menggunakan angkot.
Sekarang pembeli tiket pun lebih memilih menggunakan grab berbasis mobil untuk perjalanan kecil-kecilan. Selain lebih nyaman, mereka dapat memesan melalui aplikasi saja.
Walaupun demikian, angkot di Kota Kupang tetap berjalan menurut rute yang ditentukan masing-masingnya. Selalu ada penumpang yang menggunakan jasanya.
Para penumpang yang sering memanfaatkan angkot adalah pelajar, guru, pekerja kantor, atau ibu-ibu yang berbelanja ke pasar. Mereka toh tetap setia menggunakan jasa angkutan umum berupa angkot ini. Rasanya seperti tidak terjadinya krisis transportasi publik.
Jika diamati, maka keberadaan angkot di Kota Kupang hampir selalu bersaing dengan angkot lain dalam jalur yang sama, dan para pengemudiosisiraccumulate rak untuk memberikan tampilan yang menarik perhatian penumpang.
Selain memperlakukan calon penumpang dengan baik dan menjaga kebersihan kendaraannya, mereka juga berusaha untuk membuat angkotnya terlihat lebih menarik dan keren.
Tidak kurang dari 3 hal yang membuat angkot di Kota Kupang berbeda dengan angkot di daerah lain.
1. Angkot Penuh Gambar dan Tulisan
Amat sebagian besar angkot di Kota Kupang, tertutup dengan gambar dan tulisan. Tak sembarang gambar akan ditempelkan di dinding luar dan dalam angkut.
Biasanya, yang dipasang adalah tokoh atau idola. Bisa berupa foto artis yang lagi naik pamor, artis favorit, atau bahkan foto politisi yang disukai pun dipasang di luar atau di dalam korong angkot.
Papan poster di luar dan didalam kendaraan angkot dipenuhi dengan tulisan yang menarik. Bisa berupa motto atau kutipan yang lagi tren. Bisa ditulis dalam dialek setempat, atau bahasa gaul khas Jakarta. Komplit!
2. Atas dan Bawah Lampu
Hanya saja, bukan hanya badan angkot yang penuh dengan gambar dan tulisan. Bahkan, bagian depan dan belakang angkot juga dihiasi dengan berbagai warna lampu, kecuali lampu trayek.
Lampu kunjungan biasanya memiliki warna yang lebih mencolok sehingga calon penumpang sudah tahu, angkot ke arah manakah yang sedang melintas melewatinya.
Sedangkan di bagian belakang kerap kali dihiasi dengan lampu-lampu berkarau untuk menambah semarak angkot yang sedang bergerak dan diyakini dapat menambah kejargon.
3. Di dalam Angkot Full Musik
Ada lagi, musik penuh. Dari jauh, musik harus dapat didengar oleh penumpang. Jika tidak, ada saja penumpang terutama anak-anak muda enggan naik karena tidak ada musik atau musiknya dianggap tidak baik.
Saya pernah mengalami perjalanan menggunakan angkot di Kota Kupang, bersama adik saya. Ketika satu angkot melaju mendekat, saya siap untuk menyetopnya, tetapi adik saya berkata.
“Hey, tinggal dulu! Ada lagu dan musik kampungan sudah bisa dinikmati juga”. Dan akhirnya, kami harus menunggu truk angkutan umum yang sesuai dengan kesukaannya.
Apa yang luar biasa, musiknya bagus banget, dan terlihat bersih
Tahukah kamu, apakah tiga hal tersebut mendukung eksistensi angkot di Kota Kupang?
Tiga hal menarik ini sebenarnya masih dipertahankan oleh sopir-sopir taksi di Kupang dan mereka masih terus beroperasional hingga saat ini.
Penumpang menurun adanya. Tetapi krisis transportasi publik sepertinya tidak terlalu dirasakan oleh sopir-sopir angkot di Kota Kupang.***