Angkasa Pura II Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) melakukan pertemuan dengan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Provinsi Riau pada Rabu (22/05/2025). Pertemuan tersebut bertujuan untuk meminta tunjuk ajar atau saran pendapat terkait rencana peremajaan desain interior dan eksterior Bandara SSK II. Rencana tersebut akan menjadikan kebudayaan Melayu sebagai ikon untuk memperkuat posisi bandara menuju kancah internasional.
Dalam pertemuan tersebut, Angkasa Pura II menyatakan komitmennya untuk menciptakan wajah baru Bandara SSK II yang tidak hanya berstandar internasional, tetapi juga mengangkat kekuatan identitas lokal sebagai ciri khas utama. General Manager Angkasa Pura II Bandara SSK II, Radityo Adi Purwoto, menyampaikan keinginan untuk menjadikan Bandara SSK II sebagai ikon kebudayaan Melayu di tingkat nasional maupun internasional.
Radityo juga menekankan pentingnya masukan dari LAMR agar desain bandara dapat mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Melayu. Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (Ketum DPH) LAMR, Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil, menyambut baik rencana tersebut. Beliau juga menyoroti pentingnya memasukkan prinsip-prinsip budaya Melayu dalam desain arsitektur dan interior bandara.
Datuk Seri Taufik menekankan bahwa karakter Melayu harus menjadi ruh dalam arsitektur Bandara SSK II, bukan hanya sebagai ornamen hiasan semata. Dengan adanya sinergi antara Angkasa Pura II, LAMR, dan tim konsultan desain, proyek ini diharapkan dapat memperindah tampilan bandara serta mengukuhkan Bandara SSK II sebagai gerbang budaya Melayu yang membanggakan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekum MKA LAMR, Datuk Afrizal Alang, Ketua I Datuk Elmustian Rahman, Bendum LAMR Datuk Muhammad Fadhly, Sekretaris Datuk Arman, serta Staff Bandara SSK II dan Konsultan Desain. Semua pihak sepakat untuk bekerja sama dalam mengubah wajah baru Bandara SSK II menjadi representasi yang membanggakan dari kebudayaan Melayu.