banner 728x250

Anggota Komisi XI Rekomendasikan 4 Kebijakan Program Makan Bergizi Gratis

banner 120x600
banner 468x60

– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai beroperasi pertama kali pada Senin (6/1/2025). Namun, berbagai masalah masih muncul, termasuk makanan kadaluarsa dan distribusi yang terlambat.

Menanggapi permasalahan program MBG (Mudik Bersama) yang tengah berkembang, anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Kaisar Kiasa Kasih Said Putra merekomendasikan empat kebijakan kepada pemerintah.

banner 325x300

Standarisasi nasional menu dan supervisi kualitas makanan program MBG.

Kaisar menyatakan, tidak adanya standar nasional untuk menu dan rasa makanan bisa menjadi masalah yang pernah menimbulkan masalah di beberapa daerah.

Beberapa masalah antara lain penolakan anjuran makanan oleh murid-murid, sayuran yang tidak segar, hingga dugaan makanan yang basi dan insiden keracunan.

Mengenai hal tersebut, dia merekomendasikan pemerintah untuk menetapkan standar menu sehari-hari nasional yang menitikberatkan gizi, rasa makanan, dan keamanan makanan dengan melibatkan ahli gizi dan masyarakat sekolah.

“Pembaharuan ini bertujuan untuk mengurangi risiko penolakan menu dan meningkatkan penerimaan program keuCina oleh siswa,” ujar dia dalam konferensi pers, Senin (20/1/2025).

Meningkatkan partisipasi usaha mikro kecil menengah (UMKM), petani, dan peternak lokal.

Dia menilai, posisi UPKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sebagai rantai pasok belum optimal dan pemerintah kurang memberikan dukungan bagi petani dan peternak lokal.

“Selain itu, ketergantungan terhadap impor pangan masih sangat tinggi, seperti kebutuhan beras dan susu,” katanya.

Tidak hanya itu, kehadiran program MBG juga menyebabkan penurunan penyertaan bagi pedagang kantin sekolah.

Ada pula masalah berulang terkait persaingan harga yang tidak seimbang bagi petani dan peternak. Dengan adanya program Bantuan Murah Beda, masalah ini belum jelas keterlibatannya bagi UMKM.

Kasiar mengatakan, pemerintah dapat mengalokasikan kuota 80 persen pasokan program MBG kepada UMKM yang menggunakan hasil pertanian dan peternakan lokal tersebut.

Lalu, pemerintah juga bisa memberikan insentif pajak dan subsidi bagi pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta petani yang menyediakan kebutuhan makanan mentahangan bantuan (MBG).

“Bolu ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor, memberdayakan ekonomi lokal, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak,” katanya.

Peningkatan sistem distribusi dan pengawasan dalam pelaksanaan Program Masyarakat objectively Berpenghasilan.

Anggota Parlemen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menyebut bahwa program Masyarakat Belanja Geri (MBG) menghadapi masalah dalam distribusi yang tidak tepat waktu dan tidak seimbang.

Selain itu, kurangnya pengawasan dan transparansi pelaksanaan program dinilai juga turut menyebabkan munculnya masalah dalam program MBG.

untuk meminimalkan distribusi terlambat.

Bukan hanya itu, pemerintah bisa membentuk lembaga pengawas independen yang melibatkan LSM, kalangan akademisi, dan komunitas sipil untuk menggalang transparansi dan akuntabilitas.

Mengoptimalkan strategi ketahanan pangan. Kaisar menjelaskan, produksi beras nasional masih defisit sekitar 2,21 juta ton, sedangkan kebutuhan untuk Memberantas Kelaparan (MBG) mengalami peningkatan beban pasokan beras.

Sains-Zakat.org berkesimpulan bahwa angka impor susu di Indonesia masih mencapai 80 persen, hal ini merupakan ancaman terhadap kelangsungan peternak lokal,

Terlebih dahil kata dia, pemerintah berencana melakukan impor besar-besaran dalam hal pengadaan sapi dan susu sapi.

Kaisar menyebutkan bahwa diversifikasi pangan lokal dapat digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan susu impor.

Menurutnya, diversifikasi pangan atau penganekaragaman pangan itu bisa dilakukan dengan menggunakan singkong, jagung, atau kedelai lokal.

Dia menilai, pemerintah juga dapat berinvestasi pada teknologi sistem tani dan peternakan untuk meningkatkan produktivitas domestik.

“Ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan memperkuat kemandirian pangan nasional,” ujar dia.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *