Anggota DPRD Riau, Monang Eliezer Pasaribu, mengekspresikan rasa prihatin terhadap nasib masyarakat yang tinggal di Taman Nasional Teso Nilo (TNTN). Mereka telah berdiam di sana sejak sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai hutan lindung, namun kini harus diungsikan.

Monang menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat yang telah lama bermukim di TNTN, sejak sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai hutan lindung. Dia menyoroti kronologi panjang yang melibatkan keberadaan masyarakat di sana, sejak sebelum wilayah tersebut diperluas menjadi 81 ribu hektar pada tahun 2000.

Sebagai wakil rakyat dari dapil Siak-Pelalawan, Monang mendesak pemerintah untuk memperhatikan nasib masyarakat yang terdampak. Dia menanyakan langkah konkret yang akan diambil pemerintah untuk menangani situasi tersebut, agar masyarakat tidak terpaksa melakukan relokasi mandiri yang sulit bagi mereka yang memiliki lahan dan tanaman di sana.

Monang menyoroti fakta bahwa masyarakat yang tinggal di TNTN telah menjual harta benda mereka di kampung halaman untuk dapat tinggal di wilayah tersebut. Mereka bukan sembarangan datang ke sana, melainkan melalui proses ganti rugi yang dilakukan oleh oknum yang kini telah ditangkap penegak hukum.

Anggota Komisi II DPRD Riau ini juga merasa miris melihat nasib anak-anak sekolah di TNTN, yang disebut belum dibolehkan mendaftar sekolah. Monang menekankan pentingnya tidak mengorbankan pendidikan generasi penerus ini, dan meminta pemerintah untuk segera memberikan petunjuk yang jelas terkait hal ini.

Monang mengungkapkan bahwa saat ini merupakan musim pendaftaran sekolah, sehingga sulit membayangkan jika anak-anak di TNTN terhenti dalam proses pendidikan mereka. Dia menyoroti ketidaktertarikan pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam memberikan arahan terkait pendidikan di wilayah tersebut.

Menurut Monang, ada tiga sekolah SD Negeri di TNTN, sehingga ia menawarkan solusi untuk memisahkan sekolah tersebut jika relokasi memang tidak dapat dihindari. Dia menekankan pentingnya tetap memberikan akses pendidikan yang baik bagi anak-anak di wilayah tersebut, tanpa mengorbankan masa depan mereka.

Dalam situasi yang sulit ini, Monang Pasaribu menyuarakan harapannya agar pemerintah tidak mengesampingkan pendidikan sebagai prioritas utama. Dia menegaskan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa, dan harus dijaga dengan baik demi masa depan yang lebih baik.