– Berjalan kaki dari Jakarta ke Boyolali, anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan, Didik Haryadi, berada di tengah perbincangan.
Ia bergerak dari kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, menuju daerah pemilihannya di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Aksi ini dilakukan oleh Didik Haryadi demi memenuhi nazar yang telah diikrarkan karena ia terpilih sebagai anggota DPR RI.
Perjalanan yang dijalankan pada Rabu (1/1/2025), sebagai bentuk penghormatan yang ia berlakukan terhadap janji yang telah ditetapkannya kepada Tuhan.
Sejak awal itu, Didik sudah berniat keras untuk menjalankan perjalanan ini jika memenangkan pemilihan umum tahun 2024.
.
“Setiap orang telah berjanji di hadapan Tuhan dan saya ingin menepati janjiku selama saya masih diberi kesempatan hidup,” katanya.
Didik melihat perjalanan ini lebih mendalam dari sekadar memenuhi niat. Ia menemukan makna lain dari keputusannya sendiri untuk menduduki kursi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menganggapnya sebagai kes hailangan diri yang telah ia jalani dengan tulus.
Didik maju sebagai calon anggota legislatif dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V, yang mencakup Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, serta Surakarta.
“Aku ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa aku siap berkorban dan bekerja keras untuk membela aspirasi mereka, meski prosesnya tidak mudah dan penuh tantangan,” kata Didik.
Didik memperkirakan bahwa perjalanan dari Senayan ke Boyolali akan memakan waktu sekitar 11 hari, dengan 11 titik istirahat di sepanjang jalan.
Perjalanan ini diharapkan akan ditamatkan di meja kerja Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P di Boyolali.
“Insyaallah nanti kita akan berakhir (selesai) di kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Boyolali,” ucapnya.
“Dan sekali lagi, perjalanan ini saya hadiahkan sebagai kado terindah untuk ulang tahun PDI Perjuangan,” ujar Didik dengan harapan yang tinggi.
Dengan langkah itu, Didik Haryadi tidak hanya menepati janjinya.
Namun, menegaskan kesungguhannya untuk melayani masyarakat, menjadikan perjalanan ini sebagai momen berharga dalam karier politiknya.
Lalu siapa sosok Didik Haryadi?
Didik Haryadi lahir pada 12 November 1976 di Kabupaten Boyolali.
Dia diketahui mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah V yang mencakup Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Surakarta.
Dia terpilih menjadi anggota DPR RI dalam Pemilu 2024.
Didik berhasil menang dan mengungguli senior lainnya, incumbent Rahmad Handoyo.
Di Dapil Jawa Tengah V, PDIP menerima tiga kursi DPR yakni Puan Maharani, Aria Bima, dan Didik.
Didik Haryadi memperoleh 76.728 suara pada Pemilu 2024.
Tidak banyak yang berpikir, Didik akan dipilih menjadi anggota DPR RI.
Dia adalah orang biasa seperti khalayak umum.
Dia terdapat di Desa Dawar dan anak dari tukang yang membuat sapu rayung.
Sampai di sini : Produk sapu lidi salah satu hasil kerajinan terkenal di Desa Dawar, Mojosongo, Boyolali.
Mungkin saja, Didik satu-satunya bikin reformasi demi realisasinya berjalan kaki.
Karena di Pilpres 2019 lalu ada seorang politisi senior yang pernah bernazar berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta pulang pergi.
Akan tetapi hal itu belum pernah dilaksanakan.
Seorang guru melakukan aksi jalan kaki melewati Jawa Timur-Jawa Tengah.
Diketahui, aksi berjalan kaki tersebut dilakukan oleh seorang guru bernama Andrianto.
Andrianto berjalan di hutan gunung, kemudian dia melewati berbagai desa di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Aksi jalur itu mulai dilakukan dari Desa Sidomukti, Desa Bogoarum Desa Bulugunung, Kecamatan Plaosan, Desa Alastuwo, Desa Genilangit, Desa Gonggang, Desa/Kecamatan Poncol, dan Desa Golo, Kecamatan Puh Pelem, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Bersamaan jalan kaki, terlihat tulisan ‘Sukses Mutasi Jalan Kaki Lintas Provinsi 31 Oktober 2024’.
Pertandingannya tidak semudah itu karena Andrianto harus naik turun dan berhenti beberapa kali di warung dan di pinggir jalan dalam video berdurasi 4 menit 14 detik.
Andrianto mengakui bahwa dia melakukan perjalan kaki secara sengaja sebagai rasa syukur dan kebahagiaan karena permintaannya untuk pindah keluar Jail pun terpenuhi.
“Saya tidak merancangan atau berkeinginan untuk menjadi viral, bahwa niatan saya jika bisa pindah ke tempat asal di Wonogiri, nanti saya akan berjalan kaki lintas provinsi,” ungkap Andrianto, Senin (23/12/2019).
Sebelum memulai perjalanan panjang, Andrianto menceritakan, pada 31 Oktober mer сочkan dengan gurunya, murid, dan staf sekolah, di mana ia mengajar terakhir di SMPN 2 Plaosan.
Mata dihiasi dengan air mata mencorong wajah Francois dalam saat perpisahan itu.
Bahkan para guru dan puluhan siswa SMPN 2 Plaosan mengantar Andrianto ke gerbang sekolah untuk memulai jalan kaki.
“Hari terakhir, 31 Oktober, waktu pamitan dengan sekolah tiba, semua teman harus memberikan apresiasi tentang perjalanan saya,” ujarnya.
“Ini sebuah pejalan kaki (jalan kaki) yang divideo oleh teman-teman. Kira-kira 15 kilometer jaraknya. Berangkat dari SMPN 2 Plaosan pukul 8 pagi, tiba di Wonogiri siang hari,” jawabnya.
Andrianto mengaku melamar untuk berpindah dari SMP Negeri 1 Tirtomoyo, karena lembaga tersebut dekat dengan rumahnya di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
“Saya mengajar pelajaran Bahasa Jawa di SMPN 2 Plaosan dan juga SMPN 1 Tirtomoyo, tempat saya ditempatkan sebagai guru Bahasa Jawa,” ujarnya.
Dia terkejut setelah melihat video aksi jalan kaki yang ia lakukan dibagikan dan ditonton oleh banyak orang di media sosial.
“Ternyata unik, sesungguhnya aksi itu merupakan ekspresi syukur dari kegembiraan dan pesan kepada anak untuk mencapai kesuksesan perlu dilalui melalui perjuangan,” katanya.
Googlenews