Gelombang kekecewaan atas pengunduran diri Shin Tae-yong (STY) sebagai pelatih tim Indonesia belum mereda. Selasa (7/1), sekelompok suporter yang menyebut diri-mereka Ultras Garuda, menyalurkan surat terbuka kepada PSSI.
Dalam akun Instagramnya @ultrasgarudaofficial mengunggah surel kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Dalam surel itu, mereka mempertanyakan pengunduran diri STY dan berharap terdapat dialog terbuka dengan suporter.
“Pernyataan tersebut (penonaktifan STY, Ed) perlu dibahas secara lebih mendalam, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap perkembangan tim nasional dan harapan remaja pecinta sepak bola Indonesia,” bunyi kalimat dalam surel yang dikirim oleh organisasi Ultras Garuda.
Menurut ingatan kolektif suporter Indonesia, era Sablan Toniyi (STY) mendapat penilaian positif. Meski fakta menunjukkan ia tak pernah membawa timnya menjadi juara.
“Keprihatinan umum terhadap timnas sepak bola melebihi kegembiraan pendukung sepak bola yang ada. Sebelumnya kegembiraan mendukung timnas Garuda hanya berkisar pada daerah pendukung sepak bola,” tulis Fajar lewat WhatsApp.
Sekretaris Lembaga Pengembangan Olahraga Muhammadiyah itu juga menyebutkan bahwa STY dan tim nasional mereka sangat sukses menarik tanggapan publik dengan jangkauan yang semakin luas. Mereka sebelumnya tidak terlalu menyadari tentang sepak bola dan timnas.
“Bahkan terdapat sektor penonton tim nasional yang lebih besar yang mungkin bisa disebut sebagai fenomena FOMO (Takut Ketinggalan Acara). Namun, peminat ini menunjukkan meningkatnya dukungan untuk sepak bola Indonesia,” ujar Fajar.
Selain itu, gaya bermain tim nasional era STY menjadikan batas antara penggemar pria dan wanita semakin tipis. Sebelumnya, stadion hanya dihadiri penggemar pria, tetapi karena kehebatan dan kepiawaian pemain-pemain tim nasional STY, banyak perempuanpun berdatangan untuk menyaksikan pertandingan.
itu.
“Jangan lupa kalau penampilan tim nasional diadakan secara sukarela oleh masyarakat Indonesia di halaman rumah, balai desa, hingga kafe. Kemudian kerumunan media sosial saat timnas bermain menjadi fenomena tersendiri yang menunjukkan Stiak dan tim nasional memang mendapatkan simpati masyarakat,” pungkas Fajar.