banner 728x250

Akankah Tren Thrifting Dapat Menjadi Solusi dari Fast Fashion?

banner 120x600
banner 468x60

Globalisasi telah mendorong perkembangan teknologi baru di industri sehingga pakaian siap pakai dapat diproduksi secara massal dengan biaya rendah dan dijual dengan harga yang murah. Dengan demikian, permintaan pasar juga meningkat. Namun, penurunan harga yang drastis ini menyebabkan penurunan kualitas barang, sehingga pada akhirnya muncul istilah “fashion cepat” atau “fast fashion” untuk menggambarkan fenomena ini.

Saat ini, banyak orang menjadi korban dari masyarakat konsumtif. Gadis-gadis pemula dalam industri pakaian, dibuat lelah untuk selalu mengikuti tren yang ada. Dunia pakaian sangat berpengaruh pada kebiasaan dan perilaku kita. Sayangnya, perilaku konsumtif ini tidak diimbangi dengan kesadaran. Kultur konsumtif yang meningkat secara perlahan membawa efek sampingan yang negatif seperti kerusakan lingkungan dan problem kesehatan. Warga kami mulai mencari cara untuk membuat pakaian berwawasan lingkungan.

banner 325x300

Dalam beberapa tahun terakhir, laku cari barang-barang bekas atau thrifting mulai terasa heboh di kalangan remaja z. Thrifting adalah laku mencari barang-barang bekas tu buat dipakain balik. Rasa lega ketika jumpa busana patut pakai dengan harga cipratan boncos jadi ngerasa tu salah satu dorongan ini nak cokin cari barang-barang besutan pia remaja z nak buat thrifting. Tren di dunia maya mulai gencarkan istilah ini. Muncul sibermedi sosial slewis.blgmoton tak Lain yang muncul gamadjalan cari barang-barang bekas tu sil ln kesusu masyarakat buat uga. Akan tetapi, munculnya thrifting mungkin model termasuk suhun mencang Margin ti Sugris K Pilang kn Tradalah Format Eden. Mengapa oem celebrSendor Bvir 될

Menurut Nandhita Nair pada artikel Rise of Thrifting: Solution to Fast Fashion or Stealing from the Poor?, mendapatkan barang murah di toko barang bekas bisa menyebabkan sifat tidak menyimpan dengan baik barang-barang yang kita beli sendiri. Ini karena harga pakaian yang murah membuat kita membeli lebih banyak tanpa memikirkan apakah kita akan memerlukan pakaian tersebut jangka panjang ataupun tidak. Ia juga berpendapat bahwa gagasan menyebutkan “thrifting dapat menyelamatkan planet ini” merupakan salah satu cara untuk menormalisasikan konsumerisme dengan alasan sosial kesadaran. Dengan demikian, gerakan thrifting yang awalnya ditujukan untuk mengurangi fast fashion malah mengarah pada konsumsi berlebih.

Sebagai bagian dari bukunya The Challenge of Affluence: Self-Control and Well-Being in the United States and Britain Since 1950, Avner Offer menyarankan kita perlu memiliki self-control, tindakan hati-hati, serta keinginan kuat untuk menghadapi kepuasan instan yang murah. Jeram-jeram gerakan beralih menjadi lawan dari konsumsi berlebih nan tidak berpikir, seperti underconsumption. Menurut Natalia Trevino Amaro, seorang desainer serta pemberi pendapat tentang prinsip perancang pakaian bertahan panjang, underconsumption merupakan caranya untuk memanfaatkan apa yang sudah kita miliki, tidak membeli segala tren yang kita lihat di media sosial, serta hidup dalam pola pikiran yang berkelanjutan.

Dengan begitu, kegiatan membeli barang bekas yang lebih kerap disebut dengan sebutan thrifting juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghadapi dampak mengerikan dari fashion cepat. Namun, dalam implementasinya, kami perlu terus memelihara cara berpikir yang bijaksana saat berbelanja. Ini sangat penting jadi kegiatan thrifting tidak hanya menjadi tren semata atau hanyalah untuk menindas keinginan konsumtif, tetapi tetap memiliki esensi utamanya sebagai tanda dukungan demi lingkungan yang berkelanjutan, penurunan limbah, dan pembangunan budaya konsumsi yang lebih bertanggung jawab dan peduli terhadap masa depan bumi kita.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *