Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyatakan sedang merancang tiga opsi libur sekolah saat bulan Ramadan. Menurut Mu’ti, keputusan mengenai libur sekolah saat Ramadan akan dibahas bersama Menteri Agama (Menteri Agama) dan Menteri Dalam Negeri (Menteri Dalam Negeri).
“Keputusannya bagaimana nanti menunggu setelah kami ada rapat gabungan bersama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri yang akan dikomandani oleh Wakil Perdana Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kulturiks,” kata Mu’ti seperti dikutip Selasa (14/1).
Ia mengemukakan pentingnya adanya pembahasan lintas kementerian untuk memastikan tidak ada perbedaan libur hari raya Idul Fitri di antara sekolah dan madrasah. Koordinasi menurutnya akan dibahas intensif dengan Kementerian Agama.
Pemimpin mengatakan bahwa keputusan tersebut akan mempertimbangkan aspirasi orang. Orang-orang pejabatnya melaporkan bahwa saat ini ada tiga pilihan libur sekolah selama puasa Ramadan yang tengah dipertimbangkan oleh kementerian.
Baca juga:
- Menlu: Ancaman Retorika Amerika tidak Jelas Melanda BRICS
- Mark Zuckerberg, Wakil Eksekutif Utama Meta, Membuat Peringatan Terhadap Apple, Dinilai Kurang Inovasi
- 6 Fakta Timnas di Tangan Patrick Kluivert, Tantangan PSSI dan Tujuan Olimpiade
Tiga Opsi Istimewa Libur Sekolah Pada Bulan Ramadan
Menurut Mu’ti, opsi pertama yang dibahas adalah usulan masyarakat agar libur pendidikan selama Ramadan penuh. Lalu, aktivitas anak-anak selama liburan ini diisi dengan kegiatan-keagamaan yang diselenggarakan di masyarakat.
Adapun opsi kedua adalah liburan sekolah yang dikombinasikan dengan kegiatan belajar mengajar. “Itu paro-paro (setengah-setengah),” kata Mu’ti.
Untuk opsi kedua, ia mencontohkan praktik yang telah lama digunakan. Pilihan tersebut adalah, siswa beristirahat dari sekolah pada beberapa hari pertama Ramadhan. Kemudian, liburan akan diberlakukan pada akhir Ramadhan, menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Jarak lebaran adalah jarak antara tanggal satu dan tiga dan biasanya orang Indonesia libur selama empat hari bahkan lima hari, sampai tiba di tanggal delapan atau sembilan,entropy bubar masuk kerja kantor, sekolah. Semua seperti biasa hijriyah kembali seperti biasa,
Opsi ketiga yang diajukan adalah mempertimbangkan kalau tidak ada libur timeout selama Ramadhan. Secara dasarnya, kata Mu’ti, semua usulan tersebut akan dipertimbangkan dalam rapat lintas kementerian itu.