banner 728x250

Nasib Mujur Siswa SD yang Duduk di Lantai Gegara Nunggak SPP,Biaya Sekolah Dilunasi hingga Lulus

banner 120x600
banner 468x60

Kebahagiaan datang menemui MI, murid SD terjatuh di lantai karena langgar Aturan Pembayaran SPP oleh gurunya.

Sekarang SPP-nya sudah dibayar hingga tamat sekolah.

banner 325x300

Hal inilah yang dilakukan oleh Ihwan Ritonga, Wakil Ketua DPRD Sumatra Utara dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra),

Setelah berita tentang hukuman yang diterima sang anak miskin (MI) tersebar, Ihwan mengunjungi rumah korban dan membayar semua tunggakan SPP sampai anak itu menyelesaikan sekolah.

Sajakah hanya itu, Ihwan juga berkomitmen untuk menyediakan biaya SPP adik MI yang masih bersekolah di SD kelas 1.

Kamilia, ibu MI, sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Ihwan Ritonga.

Dalam video di Instagram, Kamelia mengucapkan selamat untuk bapak Ihwan Ritonga yang telah membayar biaya sekolah SPP sang anak. Bukan hanya untuk anaknya sendiri, Mahesa, melainkan juga untuk adiknya, Faizan, hingga lulus kelas 6.

Kisah MI ini menjadi viral ketika dia dipaksa duduk di lantai selama proses belajar di sekolah karena terombang-ambing dalam membayar SPP selama tiga bulan.

Kamelia menyatakan bahwa dia sempat tidak percaya ketika anaknya melaporkan peristiwa tersebut. “Saya sempat menangis, ya Allah, mengapa hal ini terjadi,” ucap Kamelia.

Dia merasa sangat tidak adil anaknya harus dihukum hanya karena masalah keuangan.

Selaku guru, Sari berkata, “Saya tidak mengetahui tentang kejadian yang menimpa Sekolah MI.”

Juli mengingatkan bahwa yayasan tidak pernah melaksanakan ketetapan untuk melarang siswa yang belum membayar SPP untuk mengikuti kelakian. “Benar ada kesalahKomunikasi, ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut tidak pernah disetujui dan tindakan tersebut dilakukan oleh wali kelas tanpa konfirmasi yang tepat.

Setelah peristiwa itu, kepala sekolah meminta maaf kepada para orang tua MI, dan mereka menganggap masalah tersebut telah selesai.

Namun, peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang kebutuhan komunikasi yang baik antara pihak sekolah, guru, dan orang tua siswa.

Kisah ini menegaskan bagaimana pentingnya perhatian terhadap pendidikan dan kebaikan siswa, serta perlunya kebijakan yang adil dalam lembaga pendidikan.

Aksi Ihwan Ritonga patut dijadikan teladan sebagai bentuk kepedulian sosial yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Diharapkan kasus serupa tidak akan terulang di masa depan, dan semua siswa dapat menuai hak mereka untuk belajar tanpa dikucilkan.

Sebelum itu, video seorang siswa SD di Medan, Sumatera Utara, yang duduk di lantai oleh gurunya karena belum membayar SPP, menjadi viral di media sosial.

Siswa tersebut bernama Mahesa, murid Sekolah Dasar Abdi Sukma.

Mahesa terkesan sedih ketika guru memintanya untuk belajar di lantai, sementara teman-temannya bisa tetap duduk di kelas.

Terjadi kejadian itu disaksikan langsung oleh Ibu Mahesa, Kamelia, pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2025.

Kemudian, Kamelia merekam momen itu ke dalam ponselnya lalu menangis terisak-isak, karena melihat putranya duduk di tanah dengan wajah pucat.

Dalam rekaman itulah, Kamelia juga menanyakan mengapa guru itu memerintahkan Mahesa belajar di lantai.

“Ini Dia Nih Bu, Istrinya Disebarkan Tadi Malam. Istrinya Nangis ‘Mahesa Malu Duduk di Bawah’. Dimana Milih Rasa Ibu Membalas Malu Begini?”, ucap Kamelia yang diunggah akun Instagram dari akun @medanheadlines.news pada Sabtu (11/1/2025).

Melihat ibu muridnya itu marah, ibu guru langsung menyerahkan anaknya ke ruang direktur sekolah.

Tanpa merasa bersalah, ibu guru mengakui telah memberikan sanksi kepada siswa yang tidak patuh kepada peraturan.

Kamelia terus menunjukkan kemarahannyainya sedemikian marahnya, hingga kaum ibu guru mengatakan bahwa dia tidak sopan.

Tidak diam, sebagai orang tua yang melihat anaknya dihina di depan teman-temannya, Kamelia semakin marah.

“Ayo ke kantor kepala sekolah, ke kantor sekolah,” kata ibu guru.

“Apa itu, peraturan tidak bisa membuat anak yang masih belum membayar SPP duduk di bawah,” kata Kamelia.

“Ayo, masuklah, mama, ini kita tidak sopan jika ibu bicara,” pandang guru perkata.

“Ibu bilang ini tidak sopan, anak saya duduk di bawah tidak sopan. Ibu sudah lebih berpendidikan daripada saya, setidaknya jangan membuat anak saya seperti hewan ini,” teriak Ibu Kamelia.


Jadi Perhatian Presiden

Kasus Mahesa menjadi viral dan mendapat perhatian publik, bahkan meraih respons dari Presiden Prabowo Subianto.

Pada Jumat (10/1/2026), Anggota DPRD Sumatera Utara sekaligus Ketua DPC Partai Gerindra Kota Medan, Ihwan Ritonga, mengunjungi Nyeri Mahesa.

selama kunjungan tersebut, Ihwan menyampaikan perhatian dari Presiden Prabowo Subianto.

Sebagai bentuk bantuan, Ihwan juga menjamin akan menutup biaya pendidikan Mahesa hingga ia lulus.

“Saya tahu hari ini kami dari Partai Gerindra mendapat instruksi dari Bapak Presiden, ketika ada masalah rakyat untuk hadir di tengah masyarakat. Dalam hal ini, di medsos yang sudah viral kita diberitahu dari admin partai Gerindra untuk turun langsung ke masyarakat,” kata Ihwan Ritonga dalam postingan di akun medsosnya.

Ihwan mengaku tidak puas dengan tindakan gurunya di sekolah itu yang membuatkan muridnya malu.

“Guru itu tidak boleh melakukan tindakan seperti itu, karena itu bisa menyebabkan gangguan psikis pada anak dan gangguan pertumbuhan anak itu sendiri. Sangat disayangkan kejadian ini terjadi dimana anak dijadikan bahan olok-olok oleh teman temannya,” kata Rosa Sari.

Selain dari pihak Presiden, kasus Mahesa juga menarik perhatian konten kreator dan yayasan sosial.

Evans Gonzales, kreator konten, berbicara dengan lega karena video Mahesa yang menjadi viral mendapatkan banyak bantuan, termasuk dari yayasan Zigi, atau Yayasan Matahari pagi Indonesia.

“Akhirnya banyak bantuan-bantuan datang untuk adek Mahesa,” ujar Evans.

“Banyak orang yang baik yang mau membantu dia untuk lulus sekolah. Ini Pak Ihwan Ritonga juga datang mau membantunya sampai tamat SD,” pungkas Evans.

Surya.co.id

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *