banner 728x250

Tak Selalu Finansial, Ternyata Faktor Ini Bikin Anak Sukses saat Dewasa

banner 120x600
banner 468x60

Banyak orang tua berharap agar anak-anaknya menjadi sukses. Setiap orang tua mungkin memiliki doa dan harapan yang berbeda-beda, namun semuanya satu tujuan, yaitu ingin anak mendapatkan hidup yang terbaik.

banner 325x300

Untuk menjadikan anak menjadi seseorang yang sukses di masa depan, baik secara sosial, materi, serta pendidikan, ada beberapa hal yang tidak boleh diremehkan oleh orang tua.

Hal ini jugalah yang diungkap oleh psikolog asal Selandia Baru, yang telah melakukan penelitian selama 52 tahun tentang apa yang membuat seorang anak tumbuh menjadi orang sukses. Berdasarkan hasil penelitiannya, ternyata berhasil mencapai kesuksesan dewasa, khususnya di bidang keuangan, mulai dari masa kanak-kanak.

2. Waktu dan pelajaran seseorang di rumah yang tidak tepat dapat menyebabkan seseorang banyak mengalami kesulitan dalam mengevaluasi diri untuk sdri diri.

Hasil ini berdasarkan penelitian yang melibatkan 1.000 anak di sebuah kota di Selandia Baru, yaitu Dunedin, yang berlangsung sejak tahun 1972. Peneliti ingin mengetahui faktor masa kanak-kanak yang paling berpengaruh dalam bagaimana seorang anak akan tumbuh dan berkembang menjadi orang sukses.

Menurut tulisan New York Post, ternyata kesuksesan di masa dewasa tidak banyak berkaitan dengan akademik, koneksi, atau etos kerja. Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa peserta yang menjalani masa remaja menjadi dewasa paling sukses dan percaya diri menunjukkan tingkat disiplin dan kemampuan emosional yang tinggi ketika masih kecil.

atau Emosi Kuasa) adalah faktor terbesar yang membuahi anak sukses, Ibu.

Anak-anak dengan kepekaan emosi (EQ) tinggi menunjukkan kecenderungan untuk lebih berempati, memiliki pandangan hidup yang lebih positif, lebih bisa mengambil keputusan yang tepat, hingga mudah mengakui kesalahan yang pernah dilakukan.

Di sisi lain, anak-anak dengan empati rendah cenderung kemungkinan lebih besar untuk tidak beruntung dalam hal keuangan mereka ketika dewasa. Pada usia 30-an, orang dewasa dengan EQ rendah lebih cenderung memiliki pendapatan rendah, menunjukkan kebiasaan keuangan yang buruk, banyak bergantung pada orang lain, tidak memiliki tabungan untuk memiliki rumah atau investasi, serta tidak merencanakan masa pensiun mereka.

Penelitian KEK (Kemampuan Emosi) peserta dilakukan secara berkala selama masa kanak-kanak, yaitu ketika mereka berusia 3, 5, 7, 9, dan 11 tahun, dengan cara mengamati perilaku anak-anak, mewawancarai orang tua mereka, hingga melakukan survei dengan gurunya.

Akibatnya, ditemukan adanya korelasi yang kuat di antara dan kemampuan anak itu dalam menguasai emosi mereka dengan tingkat keberhasilan profesional pada masa dewasa mereka.

Saat ini, umumnya anak-anak sedang menghadapi kesulitan mengendalikan diri. Namun, has/browser ini menunjukkan bahwa anak dengan skor IQ yang rendah menunjukkan kesulitan mengendalikan diri dalam beberapa situasi dan hal tersebut dipantau dalam jangka waktu yang panjang.

Bagaimana peran KEPERCAYAAN DALAM DIRI (EQ) dalam kesuksesan anak di masa dewasanya? Salah satu contoh, peneliti mencatat EQ yang tinggi menjadi faktor penting di tempat kerja. Misalnya, seberapa banyak interaksi positif ketika ia bekerja sama dan berkomunikasi dengan rekan kerjanya.

Di atas segala hal, kita harus tahu bahwa empati pada anak dapat dikembangkan sejak awal. Kita dapat memulai dengan mencoba untuk mendekatkan diri ke anak, memvalidasi perasaan mereka dan membicarakan isu-isu yang mendalam.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *