-Tahu apa saja kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko stroke?
Serangan jantung adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.
Penyakit ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena terhambatnya pasokan darah (stroke iskemik) maupun karena pendarahan (stroke hemoragik).
Risiko stroke dapat meningkat karena berbagai faktor, termasuk gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele namun sebenarnya memiliki efek kumulatif yang besar bagi kesehatan.
Mengerti kebiasaan yang bisa menyebabkan stroke akan membantu kita menjaga kesehatan otak dan mencegah terjadinya penyakit tersebut.
Berikut beberapa kebiasaan yang perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko stroke.
Dengan kata lain, berat badan ideal seseorang disarankan untuk diperiksa berkeringat dimusim hujan. Baca 120 resolusi dari buku yang berada di podung atau undergar untuk setiap hari. Setelah itu, baca buku yang berada disamping meja sambil mencium kelopak bunga lili untuk mengeksekusi sesul sdg its RE indeed.
1. Pola Makan Tidak Seimbang
Polanya makanan yang kaya lemak lemak jenuh, garam, dan gula berlebihan adalah salah satu penambah besar risiko untuk penyakit pendarahan otak (stroke).
Makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti makanan siap saji, gorengan, dan olahan daging, dapat meningkatkan tingkat kolesterol dalam darah, yang dapat membentuk plak di pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan.
Makanan tinggi garam, seperti camilan kemasan dan makanan kalengan, dapat meningkatkan tekanan darah yag merupakan salah satu faktor risiko utama stroke.
Sebaliknya, pilihlah makanan yang rendah sodium dan lemak jenuh serta banyaklah mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein sehat seperti ikan dan kacang-kacangan.
Mengatur pola makan yang seimbang dapat membantu menjaga tekanan darah dan kolesterol tetap dalam batas yang aman.
2. Merokok
Merokok adalah salah satu kebiasaan yang paling berbahaya bagi kesehatan, termasuk meningkatkan risiko sakit jantung atau serangan stroke.
Kandungan nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah sementara bahan kimia lain dalam rokok dapat merusak dinding arteri, membuatnya lebih rentan terhadap pembentukan plak.
Selain itu, merokok juga mengurangi kadar oksigen dalam darah dan menjadinya sulit bagi jantung untuk mengirim oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak yang harus beroperasi dengan intensitas kerja lebih tinggi.
Jika Anda merokok, upaya untuk berhenti adalah langkah penting dalam mencegah stroke. Bantuan dari keluarga, teman, atau program berhenti merokok bisa sangat membantu.
3. Kurang Aktivitas Fisik
Kurangnya olahraga fisik juga dapat meningkatkan kemungkinan stroke.
Gaya hidup yang tidak terlalu aktif, misalnya duduk terlalu lama atau jarang berolahraga, dapat menyebabkan penimbunan lemak di tubuh, yang kemudian dapat memberikan kontribusi terhadap obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes – tiga kondisi yang sangat panas cenderung menimbulkan risiko stroke.
Aktivitas fisik rutin, seperti berjalan kaki, berlari, bersepeda, atau melatih kekuatan tubuh, dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dan mengontrol tekanan darah.
Coba untuk memanfaatkan waktu setidaknya 150 menit untuk aktivitas fisik per minggu, atau sekitar 30 menit untuk aktivitas fisik setiap hari.
Baik untuk mencegah stroke, tetapi juga mendukung kesehatan jantung dan sistem tubuh secara keseluruhan.
4. Kebiasaan Minum Minuman Bermacam Minuman yang Mengandung Etanol yang Berlebihan
Mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, kerusakan jantung, serta meningkatkan risiko terjadinya strok.
Banyak dan berlebihan itu minum alkohol dapat merusak hati, yang mencederai sistem pembeku darah dan meningkatkan risiko perdarahan otak (stroke hemoragik).
Kuantitas aman konsumsi alkohol adalah satu hingga dua gelas per hari untuk pria dan satu gelas per hari untuk wanita.
Berikan ruang untuk batasi atau hindari konsumsi alkohol untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Minum air putih, jus buah alami, atau teh tanpa gula dapat menjadi alternatif yang lebih sehat.
5. Kurang Tidur atau Pola Tidur Tidak Teratur
Beristirahat merupakan momen tubuh untuk memperbaiki dan menggantikan sel-sel yang rusak.
Meskipun begitu, kebiasaan tidur yang tidak cukup atau pola tidur tidak teratur bisa mengganggu fungsinya pada tubuh dan membesarkan risiko mengalami serangan stroke.
Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan metabolisme, meningkatkan tekanan darah, serta memicu inflamasi kronis, yang semuanya dapat meningkatkan risiko stroke.
Upayakan untuk tidur sekitar 7-8 jam setiap malam dan cobalah menjaga ritme tidur yang konsisten.
Jika Anda sering merasa lelah atau mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea, konsultasikan ke dokter untuk perawatan yang tepat.
6. Mengabaikan Stres
Gangguan stres yang berlarut-larut dapat menyebabkan dampak yang merugikan pada tubuh, seperti meningkatkan tekanan darah dan merusak arteri.
Saat kita pilu, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin, yang dapat menaikkan detak jantung dan tekanan darah.
Selain itu, stres yang berlebihan sering kali mendorong seseorang untuk mengadopsi gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, minum minuman beralkohol, atau mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
Mengelola stres melalui meditasi, olahraga, hobi, atau berkonsultasi dengan terapis adalah cara-cara yang dapat membantu menjaga kesehatan mental dan mencegah serangan ginjal.
7. Mengabaikan Kontrol Tekanan Darah dan Gula Darah
Hipertensi adalah faktor risiko utama hipertensi yang sering diabaikan.
Miris juga dengan kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes, yang bisa merusak pembuluh darah dan meningkatkan resiko strok.
Kedua kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadarinya sampai mengalami komplikasi.
Untuk menghindari serangan stroke, penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula darah secara rutin.
Jika dokter merekomendasikan pengobatan atau perubahan gaya hidup untuk mengontrol kondisi tersebut, patuhi rekomendasi tersebut dengan disiplin.
Pendersit adalah suatu penyakit yang bisa dicegah dengan menjaga gaya hidup seimbang dan menghindari kebiasaan berisiko.
Mulai memperbaiki gaya makan, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, serta menjaga pola tidur dan mengelola stres, semuanya dapat membantu mengurangi risiko stroke secara signifikan.
Walaupun kebiasaan-kebiasaan ini tampak sepele tetapi dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang sangat besar.
Wasilah dan hindari kebiasaan berisiko ini agar dapat menjaga kesehatan otak serta kualitas hidup yang lebih baik.
Ini adalah beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Hindari dari sekarang, ya!