Membuka suara soal struktur organisasinya yang akan mengelola tambang bekas perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) milik PT Adaro Energy Tbk.
Tak lama lagi, kegiatan masuknya WEK di tambang eks Adaro akan diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Menjawab pernyataan Bahlil, Anwar tidak membantah maupun membenarkan secara langsung. Anwar hanya menyatakan kepercayaannya dan keyakinannya dengan Bahlil.
Sabtu (11/1/2025).
Padahal Anwar tidak mau berbicara lebih lanjut tentang pengelolaan tambang Muhammadiyah. Sebab, pihaknya belum menerima langsung Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) untuk tambang eks Adaro dari pemerintah.
“Bisakah saya bicara dengan Anda sebelum WIUP ada di depan saya?” dirname katanya dengan gelagat tertawa.
Sebelumnya, Bahlil mengatakan bahwa Muhammadiyah secara positif akan mengelola tambang bekas PKP2B milik PT Adaro Energy Tbk.
“Muhammadiyah sekarang juga sudah turun. Kami telah yakin. Kami akan menggunakan yang dulunya Adaro,” ujar Bahlil singkat dalam Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Dengan demikian, kini Muhammadiyah telah memilih. Sebab, sebelumnya pemerintah memberi dua pilihan lokasi bekas tambang PKP2B kepada Muhammadiyah sebagai tawaran prioritas izin tambang kepada organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan. Dua lokasi tersebut adalah bekas lahan perusahaan Adaro Energy Tbk dan Arutmin Indonesia.
Lokasi bekas tambang Adaro dan Arutmin terletak di Kalimantan Selatan. Luas tanah bekas kontrak karya PKP2B milik PT Adaro Energy Indonesia Tbk. mencapai 7.437 hektare (ha), sedangkan lahan eks PKP2B yang dimiliki PT Arutmin Indonesia seluas 22.900 ha. Luas lahan bekas kontrak karya PKP2B lainnya milik Kideco bertanah 13.613 ha.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah Muhadjir Effendy telah membentuk dua perusahaan setelah mendapatkan tawaran pengelolaan izin usaha pertambangan (IUP) dari pemerintah. Nantinya, kedua perusahaan tersebut akan berperan sebagai holding dan perusahaan operator.
“Sekarang sudah dibentuk tim saya sebagai ketuanya, tapi bukan sebagai seorang ahli tambang, tapi sebagai ketua PPP yang membidangi ekonomi karena kini kami telah membentuk dua perusahaan badan, ada perusahaan strategis ini sehingga menjadi holding. Selanjutnya, juga nanti ada perusahaan operasional,” menjelasinya beberapa waktu lalu.
“Kemudian nanti akan ada perusahaan yang bertugas mengoperasikan lembaga kita untuk bekerja sama dengan pihak operator dan kontraktor di lapangan dan ini adalah kumpulan para ahli di Muhammadiyah,” imbuhnya.