Shin Tae-yong diberhentikan PSSI tak lama setelah Timnas Indonesia gagal di Piala AFF atau Piala ASEAN 2024.
Meski begitu, PSSI mengingkari pemecatan Shin Tae-yong karena kegagalan di Piala AFF tersebut dan melaporkan beberapa alasan.
Mulai dari komunikasi, strategi hingga program ke depan yang menurut PSSI tidak akan optimal dengan Shin Tae-yong.
Namun, publik Korea Selatan masih memperhatikan Piala AFF, turnamen yang oleh PSSI dirancang sebagai “taruhan’ yang mengancam Shin Tae-yong.
Media Korea Selatan, Best Eleven, menyoroti keputusan squads U-22 yang disepakati Shin Tae-yong dan PSSI.
Menurut mereka, jika Indonesia menargetkan juara turnamen, PSSI seharusnya tidak menyetujui penggunaan skuad U-22.
Mengingat sebelumnya Shin Tae-yong menyebut keputusan untuk menggunakan skuad U-22 telah disetujui PSSI untuk mempersiapkan permainan SEA Games dan Piala Asia.
Karena itu, media Korea ini merasa aneh dengan hal itu. Keputusan PSSI untuk memecat Shin Tae-yong dianggap tidak masuk akal.
Jika sepak bola Indonesia benar-benar ingin memenangkan Piala AFF, mereka tidak boleh menyetujui rencana hanya menggunakan tim U-22.
Untuk mengikuti kompetisi sepak bola Piala AFF. Ini merupakan hal yang sangat tidak masuk akal bagi sepak bola Indonesia.
“Perilaku seperti penyamaran, pelatih Shin Tae-yong telah ditipu,” tulis Best Eleven.
Selama turnamen disampaikan oleh Pelatih Shin bahwa hal itu merupakan tahap persiapan eksperimental untuk SEA Games dan Piala Asia U-23 tahun 2025.
Ditentukan hal tersebut sudah ditangani lebih dahulu oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.
“Namun, tampaknya keputusan ini diambil karena adanya perubahan aliran angin yang mendadak,” mereka turut menambahkan.
Selain itu, Best Eleven juga menyoroti adanya perselisihan internal Timnas Indonesia saat berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Memang masih menjadi misteri, apa yang sebenarnya terjadi di tubuh Timnas Indonesia hingga membuat Shin Tae-yong diberhentikan.
“Terlepas dari pertandingan terakhirnya, timnas Indonesia terdapat tuntutan dari internal sebelum dan sesudah pertandingan melawan Jepang di kualifikasi Piala Dunia,” tulis Best Eleven.
Sementara itu, pelatih pengganti telah dipilih, Patrick Kluivert akan menerima tampuk kepemimpinan sebagai Pelatih Timnas Indonesia.
Patrick Kluivert dikontrak oleh PSSI untuk dua tahun dengan kemungkinan memperbarui kontrak sekaligus mempertahankan periode dua tahun.
Beberapa tanggungjawab besar berada di pundak legenda PSSI yang sekarang membentangkan sayap di kancah Piala Dunia.
PSSI berharap Kluivert bisa memimpin Timnas Indonesia maju ke fase akhir Piala Dunia.
Entah Piala Dunia 2026 atau Piala Dunia 2030, yang pasti Kluivert harus bisa membawa Indonesia ke babak final.
Kluivert mengekspresikan antusiasmenya, mantan pemain penyerang Barcelona dan Newcastle United ini menyebut Indonesia memiliki potensi dibidang ini.