Polisi setempat telah menangkap Jefri Rumahorbo (27) yang merupakan pelaku penganiayaan terhadap Malum Dimar (20).
Keduanya sama-sama berkerja sebagai penyelenggara jasa sewa jetski di Danau Toba, Sumatera Utara.
Kejadian penindasan fisik yang dilakukan Jefri terhadap Dimar sempat diketahui oleh banyak orang melalui media sosial.
Pada sebuah video yang tersebar di media sosial, dilihat seorang penyedia jetski dituduh menyerang dan mengancam penyedia jasa jetski lainnya.
Awalnya ada seorang pria yang menaiki sepeda air jetski dan menggunakan kacamata guna menghampiri pengguna jetski yang memakai topi.
Orang itu memakai kacamata, tampaknya marah kepada mantan\modelsnota.
Selanjutnya terjadilah kekerasan pemukulan.
Sebelum menendang, Jefri menegur Dimar dengan kalimat Profan dalam bahasa Batak.
Kekerasan terjadi di daerah perairan Danau Toba, di dusun Tuktuk Siadong, kelurahan Simanindo, kabupaten Samosir, pada hari Senin, tanggal 6 Januari 2025.
AKP Edward Sidauruk, Kalakasan Resort Polisi Samosir, mengatakan Jefri ditangkap Selasa (7 Januari 2025).
Jefri ditangkap sehari setelah video pemukulannya berkembang viral di media sosial.
Keduanya ialah karyawan penyedia layanan jet ski dari perusahaan yang berbeda. Pelaku menimpa korban ketika keduanya berada di atas jet ski,” ujar AKP Edward, Kamis (9/1/2025).
Pengacara dan Kepala Bidang Tindak Pidana Khusus (Tipikor) Divisi Penyidikan Polda Sumatera Utara ini menjelaskan, pelaku (Jefri) menganiaya korban dengan cara memukul bagian belakang kepala korban (Dimar) dua kali dengan tangan.
Bahkan pelaku melakukan pukulan pada bagian rahang korban satu kali.
Selain itu, pelaku juga mencedok leher dan menekannya, serta memukul telinga kiri korban. Hasil dari tindakan pelaku tersebut korban menderita bengkak di rahang kiri, sulit membuka mulut, telinga kiri terasa sakit, dan kepala bagian belakang besarnya juga bengkak.
Sekarang, Jefri Rumahorbo telah dijadikan sebagai tersangka.
Motif di belakang ini terjadi karena persaingan bisnis jetski.
Pelaku diduga tidak suka dengan usaha jet ski di tempat korban bekerja.
Sebelumnya, korban melaporkan peristiwa ini ke Polres Samosir seperti yang dikatakan Edward.
Pada Senin (7/1/2025), polisi menangkap pelaku di Kecamatan Simanindo.
Sedangkan tersangka dan barang bukti jetski yang dinaiki Jefri kemudian dibawa ke Polres Samosir untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
PP Pemuda Katolik Tawarkan Konsep Pembangunan Pariwisata yang Ramah Lingkungan
Pemuda Katolik pusat sangat prihatin dengan tindakan kekerasan antara dua penyedia layanan jetski di kawasan wisata Danau Toba tersebut.
Kejadian ini jelas memberikan dampak negatif pada citra kawasan wisata Danau Toba, yang sedang berusaha berkembang menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Indonesia, sebagai salah satu dari 5 Destinasi Wisata Super Prioritas.
Ketua Bidang Budaya dan Pariwisata PP Pemuda Katolik Raja Malem Tarigan menyatakan, pemerintah pusat bersama dengan pemerintah daerah sangat serius dalam membangun tujuan pariwisata Danau Toba.
Ini sangat disayangkan, terutama ketika Danau Toba dan Samosir ini menjadi perhatian internasional dengan event seperti F1 Powerboat dan Jetski Aquabike yang telah berlangsung selama dua tahun berturut-turut,” ajakannya.
Direktur Investasi Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) ini juga menambahkan bahwa para pelaku usaha di kawasan Danau Toba harus meningkatkan profesionalisme mereka untuk menjaga kelancaran pariwisata yang aman dan nyaman bagi para wisatawan.
Raja Malem Tarigan menekankan bahwa kelompok usaha dan pengusaha di kawasan Danau Toba harus memiliki izin usaha serta sertifikasi pengembangan SDM bidang pariwisata.
Pemerintah daerah juga diminta segera mmbuat peraturan yang mengatur operasional pariwisata untuk mencegah kejadian serupa yang dapat merusak reputasi kawasan ini.
Sementara itu, Ketua Umum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, menegaskan bahwa Danau Toba, lengkap dengan Patung Yesus yang megah, adalah milik seluruh umat, bukan hanya masyarakat setempat.
Menurut Stefanus Gusma, insiden kekerasan yang menyumbang di kawasan tersebut bertentangan dengan semangat untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata yang ramah dan berbudaya.
“Kami mengundang seluruh Indonesia untuk melihat Danau Toba bukan hanya sebagai tempat wisata alam, tetapi juga sebagai destinasi wisata religius yang kaya makna. Patung Yesus adalah lambang kedamaian dan perpaduan,” demikannya.
Saat Stefanus Gusmaunda berkata, menurut situs Pemudakatolik.or.id, keindahan alam Danau Toba menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam.
Salah satu ikon pariwisata sosok religius yang harus dikunjungi adalah Gereja Katolik St. Mikael Pangururan, yang menggabungkan arsitektur Batak Toba dengan ajaran Katolik. Gereja ini, dengan ornamen khas Batak dan posisinya yang menghadap langsung ke danau, bukan hanya tempat ibadah, tetapi lambang keharmonisan budaya dan spiritualitas yang kuat.
Berdasarkan upaya untuk meningkatkan kemajuan Danau Toba dan menjadikannya kawasan yang menyenangkan dan ramah bagi semua pihak, PP Pemuda Katolik memiliki beberapa saran yang penting.
Pertama, setiap usaha pariwisata di kawasan ini harus memiliki izin usaha yang sah dan terverifikasi untuk menjamin operasional yang aman dan profesional.
Kedua, pekerja di sektor pariwisata harus mengikuti pelatihan dan mendapatkan sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan dan etika kerja mereka, demi kesempurnaan dari pengalaman wisata.
Pertama-tama, pemerintah daerah harus dapat menyediakan regulasi yang tepat untuk memberikan kemudahan bagi penyedia layanan wisata dengan menerbitkan peraturan yang relevan segera, untuk menghindari potensi konflik dan memastikan pengelolaan wisata yang terus menerus.