banner 728x250

Warganet Keluhkan Makan Bergizi Gratis Tak Penuhi Standar Gizi, Ini Kata BGN dan Ahli Gizi

banner 120x600
banner 468x60

Berbagai gambaran tentang menu makan bergizi gratis (MBG) yang belum memenuhi standar gizi kini viral di media sosial saluran akhir-akhir ini.

Menu MBG di beberapa daerah dianggap kurang sumber protein, tidak terdapat sayuran, keterbatasan buah-buahan, dan menggunakan susu kemasan yang berGUILayout tinggi gula.

banner 325x300

Misalnya, pengguna akun X (Twitter) @bai****i pada Selasa (7/1/2025) membagikan sebuah foto menu MBG yang terdiri dari dua potongan daging ayam fillet goreng, tahu goreng, nasi, sepotong buah semangka kecil, susu kemasan, dan tidak ada sayuran.

Di postingan tersebut yang telah ditonton lebih dari 3 juta kali dan memperoleh ribuan komentar, disebutkan bahwa porsi sumber protein masih kurang dan disesalkan tidak ada sayuran.

tuliskan salah satu akun.

,” kata pengguna lainnya.

Itu yang penting, apakah menu tersebut memenuhi semua syarat gizi yang diperlukan?



BGN: Menu Makanan yang Seimbang dan Sehat Disediakan secara Gratis oleh ANutrisi


Menjawab keluhan warganet, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyatakan bahwa menu makanan pada program MBG telah ditetapkan sesuai dengan standar komposisi gizi yang disepakati oleh para ahli.

pada Rabu (8/1/2025).

Dadan pun memastikan, keluhan dari masyarakat akan menjadi saran penting, terutama bagi SPPG untuk mempersiapkan menu yang lengkap dalam kesempatan akan datang.

Dia mengatakan, evaluasi pelaksanaan program makan bergizi MALP dilaksanakan secara terus-menerus setiap hari.

Sementara itu, ketika ditanya apakah ada rencana mengganti susu kemasan dengan susu segar, Dadan menjawab, hal itu hanya bisa dilakukan jika daerah tersebut menjadi sentra perindustrian sapi perah.

“Susu yang dipilih di daerah yang memiliki sapi perah. Susu pasteurisasi seperti di Cimahi merupakan contoh yang baik,” kalimannya.

Menurutnya, agar tetap memenuhi standar gizi, daerah yang bukan produsen susu murni bisa memilih susu UHT (susu buatan yang diproses pendinginan dengan proses pendinginan cepat, membekukan dan penutupan dalam kemasan yang ketat) biasa.



Ahli gizi: Makanan bergizi memiliki komposisi lengkap, mencakup semua jenis nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, baik untuk anak-anak, dibandingkan dengan orang dewasa.


Ketika ditanya pendapat, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, Inge Permadhi, menyebutkan bahwa makanan dapat disebut bergizi jika memiliki komponen lengkap dengan komposisi gizi seimbang sesuai dengan kebutuhan individu, sesuai dengan konsep “Isi Piringku Sekali Makan”.

Berarti, dalam satu piring untuk setiap kali makan, mesti dilengkapi dengan sumber karbohidrat (bisa nasi, ubi, jagung, sagu, mi, atau roti), lauk hewani dan cabe, sayur, serta buah.

Jika ada yang kurang dari itu, kata Inge, komponen bahan makanan bisa dianggap belum sempurna.

“Ini menurut saya menu dari makanan yang diunggah adalah terdiri dari nasi, lauk hewani, makanan nabati, dan buah. Kurang satu lagi dari sayur, masih perlu diperkembangkan menu tersebut untuk menjadi lengkap yaitu menambahkan sayur-sayuran,” kata Inge mengomentari posting foto di X yang dikirim.

Menurutnya, sayur tidak harus hadir dalam bentuk yang utuh, tetapi bisa diolah atau dimasak, misalnya dengan daging ayam, sehingga lebih menarik minat anak-anak untuk mengonsumsinya.

Selain pilihan menu makanan yang disajikan, sangat penting pula untuk memperhatikan aspek komposisi zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.

Inge menjelaskan, kebutuhan nutrisi seimbang bisa dicapai dengan mengonsumsi 45-65 persen karbohidrat, protein 1 gram per kilogram berat badan ideal, dan lemak kurang dari 20-25 persen.

“Pada menu makanan itu sudah ada bahan makanan yang menjadi sumber karbohidrat, seperti nasi, buah, dan sayur,” ujarnya.

Anda bisa mendapatkan tambahan protein dari susu sumber 😊

Menghadapi keluhan bahwa menu makan bergizi gratis dianggap kurang protein, Inge menjelaskan bahwa daging ayam dan tahu atau tempe sebenarnya termasuk sumber protein baik hewani maupun nabati.

Bahan tambahan protein lainnya, katanya, bisa diperoleh dari susu sebagai sumber protein hewani.

“Perlu diperhatikan adalah jumlah protein makanan yang disediakan harus dapat memenuhi sepertiga kebutuhan protein orang yang mengonsumsinya, sehingga dalam tiga kali makan, akan terpenuhi seluruh kebutuhan protein orang tersebut,” kata dia.

Inge tidak menyangkal bahwa susu kemasan, terutama yang rasanya manis biasanya mengandung kandungan gula yang tinggi.

Sementara itu, konsumsi gula dari berbagai makanan yang telah ditambahkan gula dalam satu hari tidak boleh melebihi 5 persen dari total kebutuhan kalori dalam satu hari.

Kerusakan gula darah dapat menyebabkan obesitas dan berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes melitus.

Namun, menurut Inge, kelebihan gula dalam minuman isi ulang bisa dicegah dengan menghindari makanan manis lainnya dalam satu hari setelah mengonsumsinya.

(Bahasa aspersion: ” the/ay trop hukuaka ada kuala/meTrebo”)

Saran untuk program MBG

Sesuai pendapat Inge, pengolahan makanan dalam program Bantuan Makanan Gizi (MBG) harus dilakukan dengan bijakan dan disarankan tidak selalu disajikan dalam bentuk digoreng.

Ia mengingatkan, selain sebagai sumber protein, lauk hewani dan makanan laut nabati sumber lemak alami yang juga dibutuhkan oleh tubuh.

Pengolahan bahan makanan tersebut dengan cara digoreng, diyakini dapat membuat kadar lemaknya bertambah karena lauk menyerap lemak dari minyak.

“Lemak membuat makanan menjadi lebih lezat, tapi terlalu banyak lemak menyebabkan obesitas dan berbagai penyakit terkait obesitas,” katanya.

Selain itu, Inge juga menekankan pentingnya inovasi dalam pembuatan makanan bergizi, sehingga hidangan yang ditawarkan bisa bervariasi dan tidak membosankan bagi anak-anak.

Penampakan makanan juga harus dibuat menarik, higienis, dan menghargai kearifan lokal.

“Jadi menjadi makanan yang dibutuhkan oleh anak-anak, agar tercapai tujuan program MBG ini, untuk kesehatan anak-anak negara,” ujarnya.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *