SURABAYA – Camat Asemrowo, Khusnul Amin, mengungkapkan bahwa perempuan yang bersembunyi di bawah meja kerjanya saat kedatangan organisasi masyarakat (ormas) adalah salah satu staffnya, Devika Sari.
Pernyataan itu menyikapi tuduhan kelompok ekstrim yang mengatakan bahwa Khusnul Amin telah berkhianat dengan tetangganya.
Khusnul Amin menjelaskan bahwa dia tidak hanya berdua dengan Devika Sari di dalam ruangan tersebut, tetapi juga bersama Alfiansyah Syarifudin yang merupakan salah satu stafnya.
Pada masa itu, memang ketiganya sedang melakukan rapat koordinasi menjelang zoom rapat dengan Gubernur Surabaya Eri Cahyadi.
Namun, di tengah rapat koordinasi, mereka tiba-tiba mendapat kunjungan dari sekelompok organisasi massa yang menilai penting sesuai dengan etika. Mereka dengan keras-keras berteriak dan bahkan menggoyangkan pintunya.
“Saya ada rapat membuat inovasi program bersama staf saya. Datanglah mereka, baiklah Mas Alfian dan Mbak Devi. Tiba-tiba mereka datang, mereka berteriak-teriak dan mendorong pintu,” kata Amin saat konferensi pers, Rabu (8/1).
Saat itu, Devi menjelaskan alasan dia menyembunyi di bawah meja karena ketakutan didatangi anggota ормасϳang emosi.
Saat itu, Devi berusaha untuk melindungi dirinya. Namun, upayanya yang memang tidak menjauhkan dirinya dari anggota ormas yang merangsek masuk tersebut, malah dianggap negatif oleh mereka.
“Mengalami hal seperti ini bukan sebagai perempuan. Saya agak terpengaruh trauma takut mereka membawa senjata tajam. Kenapa saya berlari di bawah meja karena saya takut bukan karena saya melakukan sesuatu yang aneh,” kata Devi.
Devika menyatakan bahwa dengannya isu yang beredar bahwa ia berselingkuh tidaklah benar.
“Saya tidak melakukan apa-apa di ruangannya Bapak Camat. Saya bersama Alfian hanya berdua saja. Semua staf di sekretariat itu tahu, saya dan Alfian dipanggil Bapak Camat olehnya pada jam sepuluh,” kata Devi.
Devi mengungkapkan kedatangannya dan Alfin di ruangan camat untuk melakukan rapat koordinasi sebelum melakukan meeting daring bersama Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
“Saya begITU sama Mas Alfian di ruangan Pak Camat sedang koordinasi menjelang meeting Zoom dengan Pak Wali siang. Di tengah-tengah koordinasi ada grup orang berteriak-teriak di pintu dan jendela Pak Camat bahwa mereka akan melemparnya,” jelasnya.