banner 728x250

Gunung Dieng Tiba-tiba Letuskan Lumpur Hari Ini, Simak Penjelasan Badan Geologi

banner 120x600
banner 468x60

, tepatnya pada pukul 10.58.02 WIB. Semburan terjadi sekitar 50 meter ke arah utara dan barat laut, 25 meter ke arah barat, dan 15 meter ke arah selatan.

“Erupsi ini dideteksi dengan sensor seismograf digital selama sekitar 56,8 detik dan mencapai amplitudo maksimum 42,7 mm. Visual abu terlihat tebal berwarna putih dengan ketinggian sekitar 70 meter di atas permukaan kawah,” kata David Winston Rahardjo, orang NJRI, di keterangan yang diberikannya, Senin 6 Januari 2025.

banner 325x300

Erupsi berjarak tidak lebih dari sebulan dari erupsi freatik yang juga terjadi di Kawah Sileri pada bulan Desember lalu. Letusan kali ini menghasilkan semburan lumpur terjauh dengan jarak 100 meter.

Meski begitu, Wafid menyatakan tidak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung berapi yang tercatat baik oleh alat maupun dapat dilihat secara visual sebelum kerusakan vulkanik terjadi tanggal 6 Januari 2025. Kenaikan kencang tidak mengalami peningkatan dan suhu air Kawah Sileri dalam tiga hari terakhir berkisar antara 63 – 71,5 derajat Celsius atau biasa saja. “Sensor suhu masih berfungsi pasca-insiden erupsi,” kata Wafid.

Wafid mengatakan, Tempat Observasi Gunung Api Dieng telah bekerja sama dengan BPBD, relawan, serta pengelola pariwisata setempat untuk mengingatkan masyarakat agar tetap tenang. Ia membuat yakin tidak perlu ada evakuasi karena letusan itu. “Tidak perlu ada evakuasi, dan jangan memanas-fanas tentang berita yang tidak ada sumbernya,” ujarnya.

Badan Geologi telah mengukur konsentrasi gas di sekitar Kawah Sileri setelah adanya erupsi. Hasilnya menunjukkan konsentrasi gas vulkanik di sekitar area kawah masih dalam batas normal. Pengamatan visual menemukan asap kawah putih yang tipis dengan ketinggian sekitar 20-40 meter dari permukaan air kawah. Tidak didatat aktivitas kegempaan vulkanik.

Berdasarkan data kegiatan terbaru, secara umum kegiatan Gunung Dieng menurutnya masih bersifat fluktuatif. Meski begitu perlu kewaspadaan terhadap potensi letusan freatik (erupsi vulkanik mendadak) yang dapat terjadi dengan cepat tanpa didahului oleh tanda-tanda peningkatan aktivitas vulkanik.

Ahli mengatakan, potensi bahaya letusan freatik seperti itu juga perlu diwaspadai di kawah-kawah lain di kompleks Gunung Dieng, yakni di Kawah Siglagah, Kawah Pagerkandang, dan Kawah Candradimuka. Sedangkan potensi peningkatan konsentrasi gas-gas beracun vulkanik diwaspadai di Kawah Timbang, Kawah Sikendang, Kawah Sibanteng, Kawah Siglagah, Kawah Gerlang, Kawah Wanasida, Kawah Wanapriya, Kawah Sibanger, Kawah Sinila, dan/atau Sumur Jalatunda.

Badan Geologi masih menjaga tingkat aktivitas Gunung Dieng pada Level II atau Waspada. Rekomendasi yang diberikan adalah agar masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak memasuki daerah radius 500 meter dari pusat Kawah Sileri serta tidak diperbolehkan bermalam di sekitar kawah. Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan juga diminta tidak memasuki area Kawah Timbang dan mewaspadai potensi ancaman gas CO2 beracun saat melakukan penggalian tanah.

“Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan dihimbau untuk tidak memasuki kawah-kawah lainnya di kompleks Gunung Dieng yang berpotensi mengalami letusan freatik dan/atau memiliki konsentrasi gas yang berbahaya,” ajak Wafid.

Badan Geologi mencatat bahwa erupsi freatik relatif sering terjadi di beberapa kawah di kompleks Gunung Dieng. Dalam lima tahun terakhir misalnya terdapat erupsi freatik di Kawah Pagerkandang (14 Januari 2019), peningkatan konsentrasi dan aliran gas CO2 di Kawah Timbang (15 April 2020 dan 16 Januari 2023), erupsi freatik di Kawah Sileri dengan lontaran lumpur dalam jarak kurang dari 500 meter (29 April 2021), serta erupsi freatik di Kawah Siglagah yang menyemburkan lumpur dalam jarak kurang dari 10 meter dengan disertai suara dentuman yang terdengar hingga jarak 100 meter (30 Juli 2021).

Pilihan Editor:

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *