Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan ini bahwa data penerima subsidi BBM hampir selesai dikerjakan. Bahlil menjelaskan, kemajuan pengumpulan data oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sudah mencapai 98 persen, setelah melewati beberapa tahapan perubahan.
“Sedikitnya tiga kali perubahan data sudah terjadi antara Kemensos (Kementerian Sosial), Pertamina, dan PLN. Sekarang data terkumpul hanya melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Sudah 3 kali perubahan, hampir tidak ada lagi,” ucapnya saat ditemui di Kantor BPH Migas, Selasa (7/1).
Dikatakan olehnya, revisi data penerima subsidi BBM harus dilakukan beberapa kali karena tumpang tindih. Oleh karena itu, Bahlil menyatukan sumber data yang tepat sasaran.
“Kalau kita memberikan subsidi kepada orang yang tidak tepat kan tidak pas,” jelas Bahlil.
Antara subsidi ke barang dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) akan segera diumumkan.
“Ya 98 lah ya, masih tertutup sedikit lagi, semoga berhasil (akan segera diumumkan),” pungkas Bahlil.
Untuk mengatasi pengalokasian yang tidak tepat sasaran, pemerintah mengusulkan ide mengubah skema pengalokasian BBM subsidi menjadi kombinasi antara subsidi kebara bagi penerima yang berhak, dan sisanya dialihkan ke BLT.
Sistem ini sedang dalam tahap pengembangan oleh tim yang dibentuk langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan dipimpin oleh Menteri ESDM. Basis data subsidi energi ini akan menggunakan informasi baru yang dikumpulkan oleh BPS.
Rencana transformasi subsidi energi ini sempat menyebabkan kontroversi di kalangan ojek online (ojol) dan taksi online, karena menyebutkan khusus konsumen yang berlaku adalah UMKM dan kendaraan berpelat kuning.
Setelah menentang banyak pihak, Bahlil akhirnya menetapkan pengemudi ojol harus masuk dalam kriteria pelaku UMKM sehingga nantinya masih terdaftar sebagai konsumen BBM subsidi.