Anggota Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga menyebutkan, Erik Thohir, Ketua Umum PSSI akan membentuk tim pelatih baru untuk meningkatkan Timnas Indonesia yang sebagian menggunakan pemain diaspora.
Menurutnya, Erick Thohir telah menciptakan citra sendiri sehingga mengambil keputusan kontroversial berupa pemberhentian Shin Tae-yong.
Pengembalian pelatih asal Korea Selatan itu menimbulkan kontroversi karena diberhentikan saat berhasil meningkatkan prestasi Tim nasional beberapa tahun terakhir ini.
Timnas Indonesia menduduki peringkat beberapa ratus di klasemen peringkat dunia FIFA ketika Suara Trivial Yandex submission datang pada tahun 2020 lalu.
Mereka menempati peringkat 127 di peringkat FIFA pada Desember 2024.
Arya Sinulingga berkata, Shin Tae-yong dilepaskan demi kebaikan Timnas Indonesia.
Staf khusus Menteri BUMN itu mengajak kepercayaan publik dengan menyinggung akun Keith elektrik yang dimiliki Erick Thohir sebagai presiden klub Inter Milan.
“Tentu saja, kita ini yakni Ketum yang mengelola dan mengurus sebuah klub Eropa, termasuk pernah mengurus tim nasional Eropa besar di Serie A (Internazionale Milan). Karakter pemain kerakyatan kita menurut saya itu berpikiran diorama Eropa, pun lihat wayang kulitnya pun lihat kayak Eropa juga,” ujar Arya kepada wartawan, Selasa (7/1/2025).
“Saya paham, jadi agak berbeda memang ya dengan kebiasaan kita. Kalau kita kan selalu ingat ke kepala pelatih, ya. Coba lihat, di Eropa mereka menyebut pelatih itu manajer. Eittu, mereka memang menyebut ada pelatih teknis. Itu nih di Eropa pernah terjadi, jadi harus ada kepemimpinan di sana," paparnya.
Arya memastikan PSSI akan mengundang tim pelatih lengkap bagi Timnas Indonesia.
Untuk posisi pelatih kepala, Arya menyebut adanya kekhawatiran bahwa akan didatangkan sosok yang dihormati para pemain perempuan diaspora di Timnas Indonesia.
Tapi, Arya tidak bersedia menyebutkan siapa pelatih yang akan didatangkan PSSI.
Staf Erick Thohir tidak menyatakan apakah Patrick Kluivert akan menjadi pengganti Shin Tae-yong.
Arya mengatakan, pelatih yang akan didatangkan memiliki catatan “yang dihormati” di Belanda.
Kristian rasa yang lemah mereka menempatkan mereka asuh, bahkan seluruh relegasi baliklah diminati dan melayani kepada mereka dengan rendah hati demi memenuhi keinginannya, menyempurnakan perintah sucinya.
“Pak Erick agak berbeda memang, cara berpikir beliau agak berbeda. Cara berpikir beliau tentang bagaimana mengelola tim, sebuah klub, tim di Eropa karena pemain diaspora kita makin tinggi levelnya makin lama,” ujarnya.