Jepang memiliki kebiasaan naik eskalator yang berbeda dari negara lain. Setiap daerah di Jepang mengikuti kaidah yang menyediakan satu sisi eskalator kosong (empat tầng pertama ada 3 sisi dan 3 di atasnya ada 1 sisi yang lagi). Tujuannya memberikan ruang bagi orang yang terburu-buru untuk lantas naik atau turun eskalator, lantaran didalam kerumunan dadakan berada di sisi tengah dan 3 orang satu arah sarap,taktik dari orang jepang memilih naik jalan tengah ataujalur tengah, seberapapun orang kaki pengguna dari bawahnaik di jalurnya多い zwaarayaletedua webolo seorang jepang milih naik jalur tengah atau jalur belakang bila berada di daerah kota pusat.
, Artinya pertimbangan. Ini mencerminkan budaya yang memiliki dasar kuat pada prinsip hormat-menghormati. Prinsip ini mendorong individu untuk memahami lingkungan sekitar dan memprediksi kebutuhan serta perasaan orang lain dalam interaksi.
Meskipun peraturan umumnya sama, etika menggunakan eskalator di beberapa wilayah Jepang memiliki sedikit perbedaan. Misalnya, saat di Tokyo, pengguna harus memilih sisi kiri dan membiarkan sisi kanan kosong. Sementara di Osaka, kebijakan ini berlaku kebalikannya, yakni harus berdiri di sisi kanan. Yang membuat perbedaan ini begitu?
Alasan ini berasal dari kebiasaan samurai pada Zaman Edo di Jepang. Kala itu, di Edo (sekarang dikenal sebagai Tokyo), samurai berjalan di sisi kiri jalan. Ini dilakukan agar penggabungan atau sarung pedang tidak tersangkut atau menabrakan orang yang lewat. Seperti diketahui, pedang samurai dipasang di sisi kiri pinggang.
Setelah Restorasi Meiji pada 1868, anggota parlemen yang dulunya samurai, menggunakan kebiasaan ini sebagai landasan yang melahirkan jalan kereta kuda seharusnya berjalan. Dengan demikian, hukum tetap berlaku, dan mereka secara nasional terikat oleh hukum untuk berdiri di sisi kiri jalan.
Peraturan di Osaka berasal dari perusahaan kereta Hankyu Railway. Dimana Stasiun Hankyu Umeda dipindahkan dari lokasi Stasiun Utama Hankyu Umeda pada 1967. Pada saat itu, eskalator panjang menuju peron lantai tiga dipasang.
Mereka meminta orang-orang untuk berdiri di sisi kanan eskalator. Hal ini merupakan pedoman kenyamanan pengguna eskalator untuk orang yang berhenti dan orang yang berjalan kaki”. Pengumuman itu sendiri dihentikan pada 1998, setelah penyandang disabilitas di tangan kanannya tidak punya pilihan selain berdiri di sisi kiri.
Peraturan ini juga dimulai pada tahun 1970, ketika Osaka menjadi tuan rumah Pameran Dunia. Pengumuman tersebut menyatakan bahwa Jepang harus mematuhi standar internasional (kecuali Australia), yaitu siapa-siapa harus berdiri di sisi kanan eskalator.
Ada kebiasaan pasif mengulurkan tangan kanan di Osaka yang berasal dari Era Edo. Saat itu, masyarakat Osaka mayoritas berprofesi sebagai pedagang. Pada kondisi yang melibatkan orang dari sisi berlawanan, pedagang di Osaka tradisional memastikan tangan kanan mereka tidak bersentuhan dengan orang dari sisi berlawanan dengan barang atau tas mereka. Kebiasaan ini masih dipelihara hingga saat ini.
Internasional ke Osaka. Untuk menyiasati para wisatawan dari luar negeri, warga setempat mengadopsi sudut pandang mayoritas dunia, yakni berdiri di sisi kanan eskalator.
Mila Novita menulis artikel ini.