,
Dalam artikelnya yang diterbitkan Senin (6/1/2024) berjudul “Welbespraakte Patrick Kluivert harus menjadi magnet bagi lulusan baru menuju Piala Dunia untuk Indonesia,” dikatakan bahwa Kluivert akan membantu meningkatkan kemampuan tim nasional. “Kluivert harus membantu tim Indonesia agar menjadi lebih penyerang lagi, mencetak gol lebih banyak.”
Lalu, ad.nl menulis PSSI tampaknya melihat Kluivert sebagai duta besar yang menjadi daya tarik para pemain Belanda yang bermain di sana untuk mengubah statusnya menjadi warga negara Indonesia.
Malah ada dua pemain berkualitas yang sepertinya ‘dijanjikan’ untuk membela tim nasional dengan Kluivert sebagai pelatih. “Penunjukkan Kluivert akan membantu memuluskan kesempatan Jairo Riedewald (Antwerp), pemain yang telah membela timnas Belanda tiga kali, serta Mitchel Bakker (Lille) untuk mau bermain bagi Indonesia,” kata ad.nl.
Dengan tambahan kedua pemain tersebut, kemudian Ole Romeney yang kini menyerang gelandang FC Oxford, milik keluarga Bakrie, ad.nl melihat peluang Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat-Kanada semakin besar.
Tetapi ad.nl juga menyadari bahwa tugas Kluivert sangat berat. Masalahnya adalah dalam 10 tahun terakhir Kluivert tidak menunjukkan prestasi yang bagus dalam mengelola klub maupun timnas. Kluivert pernah menjadi asisten Ange Postecoglou di klub Brisbane Roar asal Australia. Menjadi asisten Clarence Seedorf saat mengelola timnas Kameroon. Kemudian menjadi pelatih timnas Curacao, sebelum digantikan oleh Dick Advocaat.
Kluivert sebenarnya memiliki peluang untuk sukses, menurut ad.nl ketika dia menangani klub Turki Adana Demirspor. Setelah sebelumnya pernah mencoba posisi tanggal nomor satu di FC Barcelona, ia juga ditunjuk menjadi direktur olahraga PSG. Namun di Turki, menurut ad.nl, Kluivert justru terpuruk setelah delapan bulan. “Gajinya sering kali terlambat dibayar, pemilik klub selalu campur tangan.”