Kepala Polsek Cinangka Asep Iwan Kurniawan berada di bawah ancaman terkena sanksi terkait kasus tembakan di Rest Area KM 45 Jalan Tol Tangerang-Merak B, Desa Pabuaran, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang.
Asep sebelumnya dikaitkan telah menolak memberikan bantuan kepada korban penembakan. Asep beserta 3 anggotanya juga telah dimintai keterangan oleh Propam Polres Cilegon sebagai dampak dari kasus ini.
Jika Kapolsek Cinangka memberi bantuan, kemungkinan korban jatuhnya dicurangi. Berikut beberapa hal yang tidak dilakukan AKP Asep:
1. Melakukan Fasilitasi Kemendesdamindricalion Menanggapi Makanan, Untuk Mewujudkan dan Mengembangkan Praktik VHI
Menurut Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto, Polsek Cinangka harus memberikan bantuan. Pasalnya, itu adalah tugas utama Polri.
“Menurutnya dia patut sebagai anggota Polri melakukan dukungan namun tidak saya lakukan sehingga dalam pemeriksaan penyelidikan ini di Propam adalah tuduhan pelanggaran dan tentu kita akan menindak tegas anggota ini baik dari sikap etika yang sanksinya bisa kita turunkan bahkan yang terberat adalah bisa ke PTDH begitu juga Kapolda sekecamatan,” ujar Irjen Suyudi Ario Setio waktu berjumpa pers di Markas Koarmada, Jakarta Pusat, Senin (6/1).
Suyudi berkata bahwa Kapolsek Asep tidak melakukan pengawasan dan pengendalian yang baik terhadap anggotanya.
“Dan tentu saja, kita akan menerapkan sanksi, baik yang diturunkan maupun yang paling berat adalah PHK dan juga anggota lain yang ada di sana,” ia ucap.
Suyudi berkata bahwa hasil penyelidikan Propam Polda Banten menemukan pelanggaran terhadap ketidakprofesionalan anggota Polsek Cinangka.
“Ia mengatakan bahwa hasil penyelidikan telah menemukan adanya pelanggaran atas ketidakprofesionalan,” kata dia.
2. Anggota Tak Mengungkapkan Informasi yang Sesungguhnya
Menurut Kapolda Banten, laporan dari korban disampaikan oleh petugas piket kepada AKP Asep. Namun, ada kesalahan dalam penyampaian laporan itu.
“Ini benar-benar tidak utuh, Bripka Dery melaporkan lesseh tapi sewa,” kata Suyudi.
AKP Asep, kata Suyudi, memberikan petunjuk untuk meminta surat dari leasing dan dokumen lainnya. Menurut Suyudi, dokumen yang dibutuhkan sudah disampaikan oleh Agam, seperti SKT (Surat Keterangan Tuduhan), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), dan bauan kunci (kunci cadangan).
“Jadi seharusnya memang anggota kita melakukan pendampingan. Tapi tidak dilakukan pendampingan karena anggota itu merasa kekuatannya kurang. Jadi tidak seimbang sehingga tidak melakukan pendampingan,” kata Suyudi.
“Ia menyatakan, orang baik-baik biasanya tidak salah dalam berkeras, seperti atap bukan seseorang.
3. Polsek Cinangka Tidak Ber-pr Ofesional Menerima Laporan soal Senjata Api
Ilyas Abdul Rahman (48 tahun), pengusaha rental mobil, terbunuh setelah disambar peluru oleh orang yang diduga mencuri mobil.
Diketahui kemudian bahwa penembak ini adalah seorang Anggota TNI AL yang berada di samping rekannya yang “membeli” mobil tersebut. Mobil ternyata telah dicuri bersama oleh kelompok pencuri mobil.
Sebelum peristiwa penembakan itu terjadi, Ilyas dan anak-anaknya, yang mengikuti mobil itu, minta bantuan ke Polsek Cinangka karena mengetahui bahwa orang yang mengemudi mobil itu membawa pistol.
Rizki Agam Saputra (24), putra Ilyas, mengingat kembali momen pelaporan kasus tersebut saat ditemui wartawan di Markas Kodam Jaya, Jakarta Pusat, selasa (6/1). Di markas ini, polisi dan TNI menggelar konferensi pers (konpers) terkait kasus tersebut.
Rizki mengungkapkan bahwa kapten Polsec Cinangka mengatakan “paling juga itu cuma pistol kosong”.
“Ada pertanyaan dari pengawas, seperti apa ciri-cirinya pistol itu? Saya tidak paham soal senjata api, jadi saya menjelaskan bahwa pistol itu inferior seperti warna hitam pistol airsoft, lantas diajak untuk ikuti ke pertama,” tutur Rizki.
“Terus gimana Pak, dia kan bawa pistol,” (Lalu polisi menjawab) ‘Paling juga itu cuma pistol bohongan,’ kata anggota piket pada saat itu. “Setelah itu saya cek GPS, ternyata mobil sudah melaju kembali,” kata Rizki.
Dalam peristiwa ini, pemicu tindakan kekerasan adalah Anggota TNI Angkatan Laut yang bernama AW dan dua rekannya, Sertu AA dan RH. Mereka yang bersangkutan telah ditangkap.